Fri. Sep 13th, 2024

Salim Ivomas Kantongi Pendapatan Rp 16 Triliun pada 2023

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – PT Salim Iwomas Pratama Tbk (SIMP) melaporkan penurunan pendapatan dan laba pada tahun 2023. Hal ini sejalan dengan penurunan rata-rata harga jual produk minyak sawit dan produk minyak dan lemak nabati (EOF).

PT Salim Iwomas Pratama Tbk meraup pendapatan Rp 16 triliun pada 2023, mengutip keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang ditulis Jumat (1/3/2024). Pendapatan ini turun 10,06 persen menjadi Rp17 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Penurunan pendapatan ini menyebabkan laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik unit induk turun sebesar 38 persen menjadi Rp 736,41 miliar pada 2023, dari Rp 1,19 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Nilai barang terjual pada tahun 2023 sebesar Rp12,64 triliun, turun 3,8 persen dibandingkan periode 2022 menjadi Rp13,14 triliun. Sejalan dengan itu, laba kotor mengalami penurunan sebesar 27,76 persen menjadi Rp 3,35 triliun pada tahun 2023. Pada periode yang sama tahun lalu, perseroan melaporkan laba kotor sebesar Rp 4,64 triliun.

Perusahaan diuntungkan dari perubahan nilai wajar aset biologis sebesar Rp 12,87 miliar pada tahun 2023. Beban pokok penjualan turun menjadi Rp488,17 miliar pada 2023 dari Rp492,76 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Beban umum dan administrasi mengalami penurunan dari Rp731,85 miliar pada periode 2022 menjadi Rp713,41 miliar pada tahun 2023. Pendapatan operasional lainnya mengalami penurunan dari Rp327,55 miliar menjadi Rp178,70 miliar pada periode 2022.

Perseroan melaporkan penurunan laba usaha sebesar 33 persen menjadi Rp 1,93 triliun pada tahun 2023 dari Rp 2,92 triliun pada tahun 2022. Selain itu, laba per saham dasar yang dapat diatribusikan kepada pemilik unit induk mengalami penurunan menjadi Rp48 pada tahun 2023 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Tahun RP 77.

Perseroan melaporkan peningkatan ekuitas menjadi Rp 21,72 triliun pada tahun 2023 dari Rp 21,16 triliun pada tahun 2022. Total liabilitas pada tahun 2023 turun menjadi Rp13,29 triliun dari Rp14,94 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Aset mengalami penurunan dari Rp36,11 triliun pada tahun 2022 menjadi Rp35,01 triliun pada tahun 2023.  Kas dan setara kas PT Salim Evomas Pratama TBK meningkat dari Rp694,37 miliar menjadi Rp1,2 triliun pada 2023.

Produksi tandan buah segar (TBS) inti PT Salim Evomas Pratama TBK mencapai 2,78 juta ton, turun 1 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Produksi minyak sawit mentah (CPO) mengalami penurunan sebesar 4 persen setiap tahunnya menjadi 708 ribu ton.

Grup SIMP mencatatkan penjualan sebesar Rp 16 triliun pada tahun 2023, terutama disebabkan oleh penurunan harga jual rata-rata produk kelapa sawit dan produk minyak dan lemak nabati (EOF), yang sebagian diimbangi oleh peningkatan volume penjualan kelapa sawit bermerek. Produk dan Produk EOF.

Grup SIMP membukukan laba kotor Rp3,36 triliun, laba operasional Rp1,93 triliun, dan laba inti Rp1,17 triliun. Rasio net gearing Grup SIMP membaik menjadi 0,16x pada 31 Desember 2023 dibandingkan 0,26x pada 31 Desember 2022.

Chairman Director SIMP Group Mark Wakeford mengatakan sektor agribisnis masih akan menghadapi berbagai tantangan pada tahun 2023, terutama dampak cuaca dan penurunan harga komoditas.

“Produksi inti TBS kami dipengaruhi oleh kondisi cuaca buruk dan aktivitas penyulingan minyak sawit,” katanya.

Grup SIMP fokus memprioritaskan belanja modal, khususnya kegiatan peremajaan kelapa sawit dan infrastruktur penting, untuk mengendalikan biaya dan meningkatkan efisiensi, meningkatkan produktivitas, dan mengelola kegiatan operasional secara berkelanjutan, ujarnya.

Saham SIMP datar di Rp 360 per saham, mengutip data RTI. Saham SIMP dibuka datar di Rp 360 per saham. Saham SIMP berada pada harga tertinggi Rp 362 dan terendah Rp 354 per saham. Total frekuensi perdagangan sebanyak 208 kali dengan volume perdagangan 18.919 lembar saham. Nilai transaksi Rp 678,1 juta.

Diberitakan sebelumnya, PT Salim Evomas Pratama Tbk (SIMP) mengumumkan kinerja perseroan untuk periode yang berakhir 31 Desember 2022. Pada periode tersebut, perseroan berhasil membukukan pertumbuhan laba meski mengalami penurunan pendapatan.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan, Rabu (1/3/2023), PT Salim Evomas Pratama Tbk mencatat pendapatan kontrak dengan pelanggan selama 2022 sebesar Rp 17,79 triliun. Capaian tersebut turun 9,48 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp19,66 triliun. Hal ini terutama disebabkan oleh penurunan penjualan produk minyak nabati dan lemak babi, yang sebagian diimbangi oleh peningkatan harga jual rata-rata dan volume penjualan produk kelapa sawit.

Perseroan berhasil menekan beban pokok penjualan dari Rp14,51 triliun pada tahun 2021 menjadi Rp13,15 triliun pada tahun 2022. Sayangnya, laba kotor perseroan pada 2022 masih berbeda 9,74 persen dibandingkan tahun 2021 sebesar Rp 4,65 triliun menjadi Rp 5,15 triliun.

Namun perseroan berhasil meraup laba usaha sebesar Rp 2,92 triliun, sama dengan tahun sebelumnya. Perseroan melaporkan pendapatan keuangan sebesar Rp 93,58 miliar pada periode tersebut, naik dari Rp 69,47 miliar pada tahun 2021. Kemudian beban keuangan menurun dari Rp68971 miliar pada tahun 2021 menjadi Rp619,91 miliar pada tahun 2022.

Setelah itu, bagi hasil entitas asosiasi tercatat sebesar Rp 2,94 miliar dibandingkan rugi Rp 15,23 miliar pada tahun sebelumnya.

 Dari rincian tersebut, setelah dikurangi beban pajak penghasilan, Salim Evomas Pratama berhasil memastikan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp 1,2 triliun. Laba meningkat 21 persen dibandingkan tahun 2021 sebesar Rp990,4 miliar. Oleh karena itu, laba per saham dasar meningkat menjadi Rp77 dari sebelumnya Rp64.

 

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *