Thu. Sep 19th, 2024

Siswa SMAN 3 Kupang Timur Jadi Agen Pengendali Perubahan Iklim Lewat Game GENERAKSI

matthewgenovesesongstudies.com, Kupang – Chesya Lobo, sekelas

GENERAKSI merupakan permainan yang mampu mengembangkan keterampilan dan pengetahuan khususnya bagi remaja untuk berpikir kritis tentang cara-cara kreatif mengatasi masalah perubahan iklim.

Permainan tersebut dimainkan oleh banyak anak yang kemudian akan memerankan banyak karakter seperti anggota masyarakat, penyidik, pekerja bahkan tokoh mafia.

Cara bermain : Sekelompok warga harus mencapai garis finis terlebih dahulu. Melalui tantangannya, dalam game ini para penghuninya juga harus berusaha mengendalikan suhu bumi agar tidak naik.

Jika suhu bumi naik melebihi ambang batas, permainan dinyatakan berakhir. Akhir dari permainan juga ditentukan oleh sosok mob. Jika massa berhasil keluar sebelum warga, permainan berakhir dan agen pengendali perubahan iklim juga kalah.

Merupakan permainan yang mempertemukan sekelompok orang melawan satu orang yaitu mafia.

Permainan ini menarik karena melibatkan gerakan tubuh untuk memprediksi langkah aktif mengatasi perubahan iklim dan sarat dengan strategi khusus bagi peserta untuk menciptakan jalan menuju tangga berikutnya.

“Main game GENERAKSI seru sekali karena tantangannya adalah cepat sampai. Selain itu di dalam gamenya kalian tidak sendirian tapi bersama-sama. , yang akrab disapa Chesya, pada Kamis (27/6/2024) di SMAN 3 Kupang Timur.

“Aku biasanya bermain dengan teman-temanku sepulang sekolah.”

Chessie mengakui bahwa permainan memungkinkannya untuk belajar. Hal-hal yang tidak saya ketahui sebelumnya dalam upaya persiapan mengatasi bencana jika benar-benar terjadi.

“Misalnya ada hal-hal yang sebelumnya saya tidak tahu, apa yang harus diatasi saat terjadi bencana, misalnya pasti ada tanda-tanda banjir. Jadi lewat game ini saya belajar kembali apa penyebabnya.”

“Sehingga kita bisa lebih proaktif menjaga kebersihan lingkungan. Faktanya kebersihan lingkungan menjadi faktor kunci dalam mencegah banjir di wilayah tersebut.”

Chesya pun mengaku mengamalkan pesan permainan GENERAKSI dalam kehidupan pribadinya, seperti berupaya menghemat energi.

“Mungkin hal yang paling mudah dilakukan adalah mematikan lampu dan peralatan bekas agar tidak membuang energi.”

 

Game GENERAKSI ini dikembangkan bekerja sama dengan organisasi dari dua negara, Indonesia dan Australia.

Dengan dukungan KONEKSI dari PREDIKT Tangguh Indonesia, Universitas Charles Darwin, Universitas Nusa Cendana, Universitas Multimedia Nusantara, ChildFund Indonesia dan Masyarakat Pencegahan Indonesia (MPBI), Sekolah Dasar Harkaway, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud).

Menurut Ketua Program Studi Desain Komunikasi Visual Universitas Multimedia Nusantara, Fonita Theresia Yoliando yang ikut serta dalam proyek tersebut, mengatakan proses pembuatan game tersebut melalui beberapa tahapan.

“Dalam prosesnya, awalnya kita melakukan riset melalui baseline study. Kita ke NTT dan empat kabupaten dan melakukan workshop dengan para pemangku kepentingan. Kita harus cari tahu dulu dengan aktor politik bagaimana situasinya,” ujarnya

“Kemudian kami mengunjungi sekolah-sekolah tersebut melalui visual diary, yaitu suatu metode dimana kami dapat membuat gambaran langsung tentang anak-anak tersebut melalui visual.”

“Kami mencari tahu lingkungan mereka, temperamen mereka, lalu apa preferensi mereka saat kami bermain. Dari sana kami menggabungkannya menjadi tiga draft permainan.”

Dari ketiganya, Fonita menyebut game tersebut dibawa kembali ke NTT untuk menjalani proses produksi bersama. Artinya dengan cara ini anak juga ikut berpartisipasi secara tidak langsung dalam pembuatan permainan tersebut.

“Dari situ kita tahu kalau game seperti ini kurang cocok. Mereka tidak suka game yang tidak terlalu rumit. Tapi mereka suka game kompetitif dan simulasi,” kata Fonita.

“Setelah itu kita pasang kembali dan dilakukan rapid test (tes cepat dan berulang) yang menjadi tahap kedua.” 

Sementara itu, Kepala Sekretariat Perencanaan, Kinerja dan Pendidikan Konexi Stewart Norup mengatakan, tujuan utama pihaknya mengembangkan permainan GENERAKSI yang berkaitan dengan pendidikan perubahan iklim.

“Tujuannya untuk meningkatkan kesadaran dan memberdayakan generasi muda untuk masa depan. Karena merekalah yang akan merasakan dan mengalami perubahan iklim di masa depan,” kata Stewart Norup.

Stewart juga menjelaskan mengapa proyek CONNECTION dilaksanakan di Kupang, NTT, dan mengapa dilakukan untuk anak-anak yang tinggal di perkotaan.

Menurutnya, anak-anak di pedesaan lebih rentan terhadap tantangan perubahan iklim.

“Mungkin keduanya tidak sama. Namun masyarakat di daerah pedesaan lebih rentan dalam beradaptasi terhadap tantangan perubahan iklim,” kata Stewart.

KONEKSI merupakan program unggulan Pemerintah Australia dalam bidang pengetahuan dan inovasi di Indonesia. KONEKSI bertujuan untuk mewujudkan hubungan jangka panjang antara Indonesia dan Australia yang mengedepankan kepentingan bersama dan mendukung pembangunan Indonesia yang inklusif dan berkelanjutan.

KONEKSI mendukung kemitraan antara lembaga-lembaga pengetahuan Australia dan Indonesia serta melaksanakan dan menyebarkan penelitian terapan yang berkualitas tinggi, multidisiplin, mengenai isu-isu sosio-ekonomi yang kompleks yang mencerminkan prioritas dan kepentingan bersama kedua negara.

Pada bulan Maret 2023, KONEKSI mengundang proposal hibah penelitian kolaboratif antara lembaga Australia dan Indonesia. Pemerintah Australia dan Indonesia bersama-sama menyepakati Tema Prioritas Lingkungan dan Perubahan Iklim (ECC) dan berfokus pada penelitian dan inovasi yang relevan dengan kebijakan terkait mitigasi perubahan iklim, adaptasi perubahan iklim, dan ketahanan terhadap perubahan iklim.

Proses seleksi Hibah Penelitian Kolaboratif ECC sangat kompetitif. Dari 610 permohonan yang diterima, KONEKSI memilih 105 untuk melanjutkan ke tahap kedua dan mengajukan permohonan hibah secara lengkap.

Pada tahap akhir, 38 proyek dipilih sebagai penerima hibah penelitian kolaboratif berdasarkan evaluasi independen oleh peninjau ahli.

CONNECTION juga menampilkan 38 Kemitraan Pengetahuan sebagai penerima pertama Hibah Penelitian Kolaboratif Lingkungan dan Perubahan Iklim, yang mengakui keahlian mereka, kemitraan bersama, dan dampaknya terhadap mitigasi, adaptasi, dan ketahanan perubahan iklim.

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *