Fri. Sep 20th, 2024

Tepung Terigu dan Garam Bakal Masuk Bahan Pokok Penting, Ini Alasannya

Jakarta matthewgenovesesongstudies.com Badan Gabah Nasional (Bapanas) menyatakan tepung terigu dan garam dapur rencananya akan masuk dalam siklus pangan pokok yang penting dan harus dipastikan pasokannya.

Ditemui usai pertemuan, Sarwo Edhy, Sekretaris Jenderal Barpanas mengatakan, “Jadi kaitan dengan tepung terigu dan garam meja ini diusulkan berdasarkan rekomendasi berbagai kementerian/lembaga dan pencantumannya harus memastikan kehadirannya dalam makanan pokok yang penting. cincin

Sarwo menegaskan, jika kedua produk tersebut memang perlu disimpan untuk memenuhi permintaan, maka peran Bapanas hanya menjamin pasokan yang dipadukan dengan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP).

“Kami hanya menjamin pasokannya, kemudian dikaitkan dengan cadangan pangan pemerintah, dan kalau memang perlu dijaga, akan kami simpan,” ujarnya.

Ia antara lain menjelaskan mengapa tepung dan garam termasuk bahan pokok penting karena kedua produk tersebut rutin dikonsumsi masyarakat.

“Semacam itu. Jadi tidak perlu, tapi kalau perlu bisa dipertahankan,” ucapnya.

Saat ini baru 11 produk yang terdaftar dalam cadangan pangan pemerintah, antara lain beras, bawang merah, cabai, kedelai, jagung, unggas, telur, ruminansia, gula pasir, minyak goreng, dan ikan.

Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengakui tingginya harga cabai merah (Rp 90.000 hingga 100.000 per kilo) disebabkan oleh penurunan produksi.

Sarwo Edhy, Sekretaris Jenderal Bapanas, juga menawarkan solusi jangka pendek dan jangka panjang untuk menghadapi tingginya harga cabai merah. Dalam jangka pendek, salah satu pendekatannya adalah dengan mendistribusikan benih kepada masyarakat agar mereka bisa menanam benih sendiri di kebun mereka sendiri.

Makanya saya berpesan kepada teman-teman di pemerintahan untuk menanam, membagikan bibit lada ke masyarakat agar bisa ditanam di pot, di kebunnya,” kata Sarwo. hal tersebut dalam rapat usai rapat perencanaan dan koordinasi Rencana Pembangunan Ketahanan Pangan 2025 pada Senin (29 Juli 2025).

Savo mengatakan penurunan produksi lada disebabkan faktor cuaca yang tidak menentu sehingga mempengaruhi waktu panen. Hal ini membuat harga paprika menjadi mahal.

“Karena produksinya kurang mencukupi. Salah satunya cuaca,” ujarnya.

.

Sebagai solusi jangka panjang, Bapanas mengatakan penanaman bisa dilakukan di luar musim atau di musim dengan menggunakan ruang yang disaring, artinya tidak mengenal musim tanam. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan hasil cabai merah.

Sekadar informasi, rumah kasa merupakan suatu struktur yang terbuat dari plastik atau kaca yang digunakan untuk mencegah serangan hama.

“Solusi jangka panjangnya memang bisa panen cabai di luar musim atau di luar musim. Jadi waktunya tidak masalah asalkan ada ruangan terlindung. Jadi pandangan jangka panjangnya adalah membangun rumah dengan ruangan terlindung dengan kapasitas yang cukup besar,” ucapnya akhirnya.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *