matthewgenovesesongstudies.com, Kutai Kartanegara – Aktivitas pertambangan termasuk batu bara masih dinilai masih merusak lingkungan dimana-mana. Mulai dari eksploitasi, eksplorasi, hingga transportasi disebut sangat berbahaya bagi lingkungan.
Di wilayah perairan, bongkar muat batubara merupakan kegiatan wajib dalam perdagangan emas hitam. Oleh karena itu kekhawatiran banyak pihak terhadap pencemaran karena kegiatan tersebut masih menjadi sorotan.
Namun peneliti Universitas Mulawarman membantahnya. Melalui survei wilayah pesisir laut, ia membuktikan bahwa aktivitas pertambangan dapat dicegah agar tidak menjadi limbah bagi lingkungan.
Muchlis Efendi pernah menyurvei berbagai wilayah pesisir di Kalimantan Timur. Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Mulawarman ini pernah menjelajahi pesisir pantai provinsi yang kini menjadi ibu kota nusantara itu.
Kali ini, ia mulai mensurvei wilayah terbatas untuk mengetahui potensi sumber daya kelautan dan perikanan di wilayah tersebut. Area bongkar muat PT Indominco Mandiri di Kecamatan Marangkayu, Kabupaten Kutai Kartanegara, menjadi sasaran survei.
Seperti halnya masyarakat umum, ada ribuan pertanyaan apakah ekosistem di sekitar aktivitas penambangan batu bara masih sehat. Bedanya, Muchlis tidak sekedar bertanya, melainkan langsung survei untuk melihat langsung.
Ada tanggung jawab sebagai akademisi untuk mengetahui secara pasti situasi pesisir Kalimantan Timur. Beberapa survei telah dilakukan, baik terhadap individu yang memiliki beban moral sebagai dosen kelautan, maupun bersama dengan instansi pemerintah, swasta, dan organisasi lainnya.
“Bagaimana kita bisa menjelaskan keadaan sebenarnya kalau kita tidak melakukan survei dan penelitian berdasarkan data secara langsung untuk menjelaskannya secara ilmiah,” ujarnya kepada merdeka6.com di sebuah kafe di Samarinda, Kamis (22/8/2024). ).
Pada tahun 2021, mereka mulai melakukan survei kawasan dermaga, tentunya dengan izin perusahaan. Bersama tim, mereka meninggalkan kota Bontang dengan membawa perlengkapan selam.
Dermaga yang dimiliki perusahaan ini bukanlah dermaga biasa. Namun dermagalah yang langsung mengangkat batu bara dari peti kemas, kapal raksasa yang membawa beban berat tersebut.
Dari stockpile, batubara diangkut melalui konveyor yang panjangnya lebih dari 2 kilometer. PT Indominco tidak menggunakan tongkang, melainkan menggunakan conveyor yang langsung menuju ke container.
“Saat itu proses ini banyak mempertanyakan bagaimana transportasinya diatur. Apakah tidak ada batu bara yang jatuh ke laut? Apakah ekosistem lautnya tercemar? Bagaimana keadaan biota lautnya? Itu yang perlu dibuktikan. ,” ujarnya. Muchlis.
Pada tahun 2021, Muchlis Efendi dan tim memulai survei di kawasan PT Indominco Mandiri. Survei yang dilakukan cukup ekstensif sehingga pengumpulan datanya memakan waktu lama.
Tidak hanya pada saluran konveyor dan bentuknya yang persegi panjang, survei juga dilakukan pada lahan yang termasuk dalam kawasan ekosistem pesisir. Beberapa titik fokus survei adalah kawasan terumbu karang dan lamun.
Hasil survei sumber daya keanekaragaman hayati pesisir yang dilakukan 300 m sebelah utara chepo dan 700 m sebelah selatan jembatan perusahaan ditemukan beberapa titik sumber daya keanekaragaman hayati yang teridentifikasi berupa lamun, terumbu karang, atau mangrove, kata Muchlis. .
Muchlis juga tidak menemukan adanya tumpahan batubara di sekitar conveyor tempat kontainer menerima muatan batubara. Kondisi terumbu karang juga sehat dengan ditemukannya ikan indikator karang.
“Untuk memperkuat survei, kami bahkan mengeksplorasi beberapa terumbu karang di luar wilayah perusahaan. Hasilnya sama saja,” ujarnya.
Terdapat 12 titik terumbu karang yang teridentifikasi dengan wilayah berbeda. Dari jumlah tersebut, enam titik berada di wilayah perusahaan. Satu lagi berada di luar di selatan.
Titik terumbu berada di bawah konveyor. Dua titik lainnya terlalu lama berdekatan dengan konveyor.
Berdasarkan hasil visual di lapangan, terdapat banyak jenis karang keras dan bentuk pertumbuhan karang seperti bentuk padat yang termasuk dalam genus gonipora, bercirikan polip memanjang dan memiliki warna berbeda-beda sehingga sering disebut karang pot bunga. Ada juga jenis karang lunak dari genus sinularia,” kata Muchlis menjelaskan hasil survei terumbu karang di bawah CONVEYOR.
Meski kondisinya bagus, namun kondisi terumbu karangnya lebih jernih dan membutuhkan waktu yang tepat. Arus laut mempengaruhi kekeruhan.
Penemuan lainnya adalah padang lamun. Dari hasil survei, Muchlis dan kawan-kawan berhasil menemukan padang lamun dengan 5 titik. Sebanyak 3 titik berada di area shiploader, sisanya berada di luar sebagai bagian dari daya dukung area tersebut.
“Keberadaan lamun tersebar hampir di seluruh daerah pasang surut wilayah operasi pesisir Indominco. Terlihat lamun tumbuh pada berbagai kondisi yang berbeda-beda.” Berdasarkan hasil identifikasi awal, jenis lamun di seluruh survei. Bintik yang terlihat berasal dari genera Cymodocea, Enhalus, Halophila, Shryngodium dan Thalassia,” jelas Muchlis.
Kemudian para peneliti kelautan ini juga menemukan kawasan mangrove yang bagus. Hutan bakau ini dekat dengan tumpukan batu bara, namun tumbuh dengan baik.
“Jika melihat perairan dalam di sekitar kapal, tidak ada tumpahan batu bara atau bekas aktivitas bongkar muat. Artinya perusahaan ini cukup berdedikasi dalam menjaga ekosistem di sekitar wilayah operasionalnya, kata Muchlis.