Mon. Sep 23rd, 2024

Wall Street Loyo Usai Rilis Data Pekerjaan AS

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Pasar saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street melemah di pasar pada Jumat, 2 Agustus 2024. Wall Street melemah karena laporan pekerjaan yang lebih lemah dari perkiraan pada Juli sehingga menimbulkan kekhawatiran perekonomian bisa melemah. pergi. ke dalam kemiskinan.

Berdasarkan CNBC, ditulis Sabtu (8/3/2024), S&P 500 turun 1,84% ke 5.346,56. Nasdaq turun 2,43% menjadi 16.776,16. Koreksi Nasdaq telah turun dari level tertingginya baru-baru ini menjadi lebih dari 10%. Indeks Kinerja Dow Jones berkurang 1,51% menjadi 39.737,26.

Wall Street melemah setelah pertumbuhan lapangan kerja AS lebih lambat dari perkiraan pada bulan Juli, sementara tingkat pengangguran naik ke level tertinggi sejak Oktober 2021. Respons nonfarm payrolls hanya meningkat 114,000 pada bulan lalu, menurut laporan Departemen Tenaga Kerja.

Data ketenagakerjaan ini lebih lambat dibandingkan penambahan 179.000 pekerjaan pada bulan Juni dan di bawah 185.000 yang diperkirakan oleh para ekonom dari Dow Jones. Sementara itu, tingkat pengangguran naik menjadi 4,3%.

Di sisi lain, imbal hasil (yield) obligasi 10-tahun turun ke level terendah sejak bulan Desember karena investor bergegas mencari obligasi tersebut untuk mencari aset yang lebih aman karena mereka khawatir Federal Reserve (Fed) akan membuat kesalahan pada minggu ini dengan mempertahankan obligasi tersebut. tarifnya. menggunakan tingkat bunga. .

Di sisi lain, sejumlah saham berkapitalisasi besar justru melemah. Hal ini didorong oleh kinerja Amazon pada kuartal kedua, yang membuat para pemasar khawatir terhadap tingkat pengeluaran raksasa teknologi tersebut terkait AI.

Raksasa e-commerce ini turun 8,8 persen setelah gagal memenuhi ekspektasi pendapatan dan memberikan panduan yang mengecewakan. Sedangkan Intel turun 26 persen​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​ Saham Nvidia turun 1,8 persen setelah terkoreksi 6 persen pada hari sebelumnya.

 

Nasdaq adalah indeks pertama dari tiga indeks utama yang memasuki wilayah koreksi, turun lebih dari 10% dari rekor tertingginya. S&P 500 dan Dow Jones masing-masing turun 5,7 persen dan 3,9 persen, pada rekor tertingginya.

“Koreksi pasar pada hari Jumat minggu ini adalah proses alami di pasar saham yang berada pada level tertinggi setelah level tertinggi,” kata Adam Turnquist, CTO LPL Financial.

Dia mengatakan Nasdaq mengalami overbought pada bulan Juli, dan hal yang sama juga terjadi pada semikonduktor. “Dan banyak AI menarik yang belum benar-benar diuji pada tahap ini. Ini bukanlah akhir dari kisah AI,” katanya.

Namun, bukan hanya produk teknologi saja yang mengalami aksi jual. Rekening bank telah dipengaruhi oleh ketakutan akan kebangkrutan. Saham Bank of America turun 4,9 persen dan saham Wells Fargo turun 6,4 persen.

Minggu ini, Wall Street sedang bergejolak. S&P 500 telah bergerak lebih dari 1% dalam tiga sesi terakhir. Pasar saham menguat pada hari Rabu minggu ini karena The Fed secara tegas mengindikasikan akan menurunkan suku bunga pada pertemuan berikutnya pada bulan September 2024.

Setelah merilis data pekerjaan yang lemah pada hari Jumat minggu ini, banyak investor mulai percaya bahwa bank sentral harus mengambil tindakan pada hari Rabu minggu ini.

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street melonjak pada penutupan perdagangan Jumat. Wall Street berhasil mengakhiri minggu yang penuh gejolak ini dengan catatan positif karena investor mempertimbangkan data ekonomi terbaru.

Berdasarkan CNBC, Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 654,27 poin atau 1,64% menjadi ditutup pada 40.589,34 pada Sabtu (27/7/2024). S&P 500 naik 1,11 persen menjadi 5.459,10, sedangkan Nasdaq Composite naik 1,03 persen menjadi 17.357,88.

Analis CFRA Sam Stovall menjelaskan pergerakan pasar saham pada hari Jumat disebabkan oleh kombinasi penjualan, laporan ekonomi yang lebih kuat dari perkiraan pada hari Kamis dan pandangan bahwa Federal Reserve AS akan mulai menurunkan suku bunga dengan menyebabkan perekonomian melemah. menolak. .

“Laporan PCE hari ini telah membantu menstabilkan perekonomian,” tambahnya.

“Dengan kemunduran ini, banyak perubahan yang terus berlanjut dan keluasan masih ada di pihak kita,” ujarnya.

 

 

Investor terus membeli saham-saham kecil, dengan Indeks Russell 2000 naik 1,67%. Saham sektor industri dan utilitas naik, mengangkat sektor S&P masing-masing sebesar 1,7%.

Saham 3M naik 23%, memimpin industri ini ke puncak. Saham mengalami hari terbaiknya sejak tahun 1972.

Beberapa perusahaan teknologi yang mengalami kesulitan dalam penjualan minggu ini meningkat, dengan Microsoft dan Amazon masing-masing naik lebih dari 1 persen. Platform meta meningkat hampir 3%. Sektor teknologi informasi S&P naik 1%.

Wall Street juga mensurvei indeks harga belanja pribadi bulan Juni, sebuah angka inflasi yang disukai oleh para gubernur bank sentral. Pada kuartal pertama, PCE meningkat 0,1% dan 2,5% dari tahun lalu. Hal itu sejalan dengan perkiraan analis pasar dari Dow Jones.

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *