Fri. Sep 20th, 2024

Waspada, Rupiah Loyo Berpotensi Bikin Harga Obat Makin Mahal

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Direktur Jenderal Center for Economic Reform (CORE) Mohammed Faisal mewaspadai nilai tukar rupiah yang terus melemah terhadap dolar AS.

Faisal mengingatkan, harga barang impor akan semakin mahal karena nilai rupee terus melemah.  

Dampaknya, beban industri yang harus mengimpor bahan baku akan semakin bertambah. Akibatnya, konsumen dalam negeri juga akan terkena dampak kenaikan harga banyak produk. Dalam situasi seperti itu, Faisal mencontohkan produk kesehatan. 

“Hampir semua sektor bergantung pada impor, meski dalam tingkat yang berbeda-beda. Ketergantungan impor terbesar ada pada sektor farmasi dan obat-obatan,” ujarnya kepada matthewgenovesesongstudies.com, Minggu (23/6/2024).

Ia mencermati, selain obat-obatan, produk industri seperti sektor otomotif dan elektronik juga sangat bergantung pada impor bahan baku dan barang penolong.

“Kita juga tahu industri tekstil mengimpor kapas. Oleh karena itu, kita tidak bisa memproduksi cukup bahan-bahan di dalam negeri untuk industri pangan,” tambah Faisal.

Menurut dia, hal ini disebabkan karena pelaku industri relatif mengalami peningkatan impor. Pasalnya, proses produksinya rumit dan tidak semua bahan baku bisa didapatkan di Indonesia. 

“Meski kita ekspor, ada juga yang mengimpor jenis tertentu, dan seperti yang saya sampaikan tadi, impor obat masih tergolong tinggi,” kata Faisal. katanya. 

 

Sebelumnya, harga BBM PT Pertamina (Persero) diperkirakan kembali naik mulai Juli 2024 seiring melemahnya nilai tukar rupee terhadap dolar AS. 

Bahkan, sejak awal tahun, Pertamina telah mencegah kenaikan harga BBM nonsubsidi hingga Juni 2024, meski nilai tukar rupee dan harga minyak dunia berfluktuasi.

Muhammad Faisal, Direktur Jenderal Center for Economic Reform (CORE), meyakini kenaikan harga minyak nonsubsidi seperti Pertamax CS tidak bisa dihindari dalam waktu dekat. 

Selain rupee, kenaikan biaya impor minyak dan harga minyak dunia yang terus meningkat menjadi alasan kuat lainnya.

Faisal matthewgenovesesongstudies.com, Jumat (21/6/2024) mengatakan: “Harga bahan bakar nonsubsidi kemungkinan akan meningkat, terutama karena harga minyak naik di atas $80 per barel.”

Namun, pihaknya tidak dapat memprediksi seberapa fluktuatifnya harga bahan bakar pada akhir tahun. Sebab banyak faktor, seperti respon kebijakan fiskal pemerintah terhadap situasi saat ini, yang dapat mempengaruhi aspek positif dan negatif. 

Dalam konteks ketidakpastian ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) berjanji akan memperhitungkan dan memperhitungkan kapasitas fiskal negara terkait potensi kenaikan harga BBM setelah awal tahun.

Mengutip Antara, Presiden Jokowi beberapa waktu lalu mengatakan, “Semuanya bermuara pada keuangan negara. Tidak mampu atau tidak kompeten, kuat atau berkuasa.” 

RI 1 mencatat, kemampuan APBN dalam memberikan subsidi BBM akan mempertimbangkan harga minyak dunia, terutama dalam kondisi geopolitik. Menurut dia, semua permasalahan tersebut akan dievaluasi dan diperhitungkan secara matang.

Berapa tinggi harga minyak akan naik? Semuanya akan diperhitungkan, semuanya akan diperhitungkan, semuanya akan dilakukan dengan hati-hati, karena ini menyangkut hajat hidup orang banyak, kata Jokowi. katanya.

Presiden negara tersebut mengatakan keputusan pemerintah mengenai harga minyak mengancam penghidupan banyak orang. “Itu bisa mempengaruhi harga, bisa mempengaruhi semuanya kalau soal minyak,” kata Jokowi.

Sebelumnya, nilai tukar rupee terus mengalami tekanan. Dalam beberapa bulan terakhir, nilai tukar rupee sempat mencapai level psikologis 16.000 per dolar AS. Namun analis pasar keuangan Arstin Tajandra mengatakan mata uang Garuda berpotensi melemah hingga $16.500 pada hari ini.

“Ada kemungkinan pelemahan menuju 16.500 per dolar AS dengan support di 16.380 per dolar AS,” kata Aristen di Jakarta, Jumat (21/6/2024). Tren pelemahan rupee ini disebabkan oleh berbagai faktor. Pertama, tren penguatan indeks dolar AS akan berlanjut pada kisaran 105,60 hari ini.

Dia mengatakan, kemungkinan melemahnya rupee terhadap dolar AS hari ini masih terbuka dan indeks dolar AS sedang menguat pada pagi ini.

Kedua, kebijakan bank sentral AS, The Fed, yang masih enggan menurunkan standar suku bunga juga akan mendorong pergerakan mata uang dolar AS ke level yang lebih tinggi. Akibatnya, banyak mata uang global, termasuk Rupee, yang kemungkinan akan semakin melemah.

“Pandangan terhadap pelemahan rupee masih sama, The Fed tampak enggan terburu-buru menaikkan suku bunga acuannya,” jelasnya.

Dari dalam, Arsten Bank Indonesia (BI) menegaskan langkah intervensi tersebut tidak mengubah kebijakan suku bunga. Namun instrumen leverage seperti Surat Berharga Rupiah Bank Indonesia atau SRBI dapat menarik dolar AS ke Indonesia untuk memitigasi pelemahan Rupiah.

“Kemarin BI juga tidak mengubah kebijakan suku bunganya. Namun, BI juga bisa menggunakan instrumen lain seperti SRBI untuk menarik dolar di Indonesia,” ujarnya.

 

Nilai tukar rupee terhadap dolar AS melemah pada perdagangan Jumat. Di Amerika Serikat (AS), rupee melemah menyusul pernyataan keras pejabat The Fed.

Pada perdagangan dini hari Jumat, rupee melemah 41 poin atau 0,25 persen menjadi Rp 16.471 per dolar AS dari penutupan sebelumnya sebesar 16.430 per dolar AS. 

Rupee diperkirakan kembali melemah terhadap dolar AS yang sudah pulih menyusul pernyataan ‘sialan’ pejabat Fed Minneapolis Kashkari, kata Luqman Leung, analis valas di Antara, Jumat (21/6/2024).

Pejabat Fed Minneapolis Kashki mengatakan Amerika Serikat memerlukan waktu yang lama, atau 2 tahun, agar inflasi bisa kembali ke target 2 persen. Pernyataan ini memperkecil kemungkinan penurunan suku bunga AS pada tahun 2024.

Menurut Luqman, pelemahan rupee akan sulit berlanjut. Meskipun pertumbuhan ekonomi dalam negeri masih sekitar 5 persen, permintaan secara keseluruhan masih lemah, begitu pula dengan penjualan ritel dan mobil yang masih menurun.

Rupee diprediksi bergerak pada kisaran Rp 16.400 per dolar AS hingga Rp 16.550 per dolar AS.

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *