Fri. Sep 20th, 2024

Wisata Medis di Jepang Sasar Warga Kelas Atas Indonesia, Biayanya Capai Rp350 Juta

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Dengan tenaga kesehatan profesional dan peralatan khusus, Jepang kini fokus pada pengembangan wisata medis bagi masyarakat yang tinggal di Indonesia. Pelayanan terpenting yang ditawarkan adalah pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh dan detail.

JCB Indonesia bermitra dengan One Medica dan Kyoai Medical Services Jepang yang beroperasi di Jakarta untuk memfasilitasi layanan ini. Pokoknya membantu menyelesaikan bahasa yang menyulitkan pengecekan status kesehatan pasien Indonesia di negeri matahari terbit itu.

“Jepang adalah pemimpin dalam pengembangan obat-obatan. Standar kesehatannya tertinggi di dunia. Banyak orang yang ingin melakukan pemeriksaan kesehatan di Jepang, namun terkendala. Untuk melakukan pemeriksaan kesehatan di Jepang, “kata Darma Satyanegara, Direktur Utama Kyoai Medical Service, pada konferensi pers di Jakarta pada Kamis 15 Agustus 2024.

Aini Chandika, General Manager of Medicine and Sales Kyoai Medical Service, menjelaskan tiga poin utama seseorang yang melakukan pemeriksaan kesehatan. Yang pertama adalah deteksi dini penyakit dan mencegah penyakit berkembang menjadi masalah yang serius. Kedua, memahami risiko kesehatan untuk mengelolanya.

Terakhir, dapatkan nasihat kesehatan yang baik berdasarkan situasi masing-masing pasien. Tujuannya adalah untuk mempertahankan bahkan meningkatkan taraf hidup. “Pemeriksaan kesehatan dilakukan secara menyeluruh, setahun sekali atau sesuai anjuran dokter,” kata Aini dan meminta kepada yang melakukan pemeriksaan untuk mengikuti petunjuk dokter.

 

Dengan banyaknya pilihan, Aini mengatakan Jepang harus dipertimbangkan sebagai pusat kesehatan karena berbagai alasan. Pertama, Jepang merupakan salah satu dari lima negara teratas di dunia dengan angka harapan hidup terpanjang. 

“Jepang mencapai 84,5 tahun, sedangkan di Indonesia 68,3 tahun. Bahkan data Kementerian Kesehatan Jepang pada tahun 2023 mencatat angka harapan hidup perempuan Jepang adalah 87,14 tahun,” ujarnya.

Bukan hanya umur panjangnya, tapi juga kualitas umur panjangnya. Menurut Ain, warga Jepang memiliki angka harapan hidup sehat sebesar 73,4 tahun, sedangkan di Indonesia hanya 60,7 tahun.

“Pemeriksaan kesehatan dan kesehatan di Jepang sangat baik. Mereka lebih fokus pada kanker dan penyakit kardiovaskular. Mereka punya penelitian medis dan sistem khusus untuk pencegahan kanker. Mereka punya penelitian medis dan sistem khusus untuk pencegahan kanker. Mereka punya penelitian medis yang cepat,” kata Aini.

Aini memperkenalkan bidang pencegahan kanker yang diterapkan Jepang. Pada tahun 1984, Jepang memulai metode pengobatan pasien yang telah didiagnosis menderita kanker. Pada tahun 1994, mereka mengembangkan sistem yang berfokus pada deteksi dini kanker. Pada tahun 2004, metode deteksi dini dalam pencegahan kanker berubah. Ini juga mencegah penyakit kardiovaskular seperti stroke dan tekanan darah tinggi.

“Pengaturan ini memiliki peran penting dalam standar hidup Jepang yang tinggi,” katanya.

Aini mengatakan, pencegahan penyakit kanker dan jantung juga terlihat dari program pemeriksaan kesehatan pasien. Menurutnya, pelayanannya sempurna dan hasilnya sangat akurat.

Pelayanannya lengkap, tidak hanya tes darah saja, tapi juga CT scan, PET scan, MRI, kolonoskopi, endoskopi dan masih banyak lagi. Di Indonesia belum ada, namun masih terbatas. Sekitar 10 unit, di Jepang sudah ada 400 unit,” ujarnya.

– Memang ada di Indonesia, tapi penelitian ini bukan untuk pemeriksaan kesehatan, tapi untuk pengobatan, lanjutnya.

Namun kendala bahasa membuat banyak pasien kesulitan melakukan perjalanan dari Indonesia ke Jepang. Untuk itu mereka menawarkan paket pemeriksaan kesehatan yang juga menyediakan transportasi dari hotel ke rumah sakit, serta pemandu dan penerjemah selama pemeriksaan.

“Kami berkoordinasi meski pasien belum bepergian ke Jepang,” ujarnya. Mereka juga menerjemahkan hasil tes ke dalam bahasa Indonesia agar pasien tidak bingung. Biaya kesehatannya mulai dari Rp50 juta hingga Rp350 juta. 

 

Menurut Satya, harga tersebut belum termasuk biaya perjalanan ke Jepang. Program ini dibuat dengan tujuan utama untuk memeriksa kesehatan Anda selama bepergian di Jepang.

Program wisata medis tidak hanya tersedia di Tokyo, tetapi juga di Osaka. Tahun ini, JCB memperluas pilihan bagi pelanggan Indonesia dengan bermitra dengan rumah sakit di Tokyo seperti Nippon Medical Hospital dan Cancer Institute Hospital of JFCR yang semuanya merupakan mitra OneMedica.

Menurut Satya, hingga saat ini belum banyak pasien Indonesia yang menikmati layanan tersebut, meski diyakini akan bertambah setiap tahunnya. Selain kendala bahasa, masyarakat Indonesia juga masih asing dengan sistem layanan kesehatan Jepang sehingga jumlah kunjungan tidak terlalu penting.

“Tapi harganya beda-beda, pilihannya berdasarkan keseluruhan paket atau tempatnya, misalnya ada salah satu rumah sakit terbaik di Jepang, dinilai rumah sakit nomor satu di Jepang, bahkan orang Jepang pun kesulitan. ditemukan Itu salah satu yang membuat harganya jadi mahal,” kata Satya.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *