Sat. Jul 27th, 2024

Dokter Ungkap Alasan Pasien Diabetes Perlu Rutin Berolahraga

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Olahraga, termasuk angkat beban, dapat membantu penderita diabetes meningkatkan kesehatannya.

“Olahraga memungkinkan kita untuk mengembangkan massa otot dan meningkatkan kemampuan otot dalam menyerap insulin, kalau bisa dikatakan dapat meningkatkan sensasi,” kata dokter kedokteran olahraga Andhika Raspati dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis.

Dokter pesepeda Indonesia itu mengatakan, karena jumlah insulin dalam darah tinggi, sehingga tidak bisa diterima oleh bagian tubuh lain.

Dengan berolahraga, otot-otot tubuh dapat melebar dan meningkatkan fungsinya sehingga memudahkan gula menumpuk dan tidak menumpuk di dalam darah.

Latihan beban ringan 

Penderita diabetes bisa melakukan latihan beban dari tingkat yang sangat ringan. Misalnya dengan mengangkat barbel seberat satu atau dua kilogram atau melakukan push-up di dinding.

“Tapi bukan berarti harus angkat beban sepuluh kilogram, pakai beban yang ringan. Justru harus dianggap enteng saja, karena penderita diabetes adalah orang yang tidak berolahraga, faktanya sebaiknya memulai dengan sesuatu yang ringan. dan maju perlahan, ”katanya.

Andhika menceritakan kisah merawat pasien berusia 85 tahun. Daripada mengambil risiko pergi ke gym, mereka memutuskan untuk melakukan kardio menggunakan sebotol air mineral sebanyak 10-12 kali. Hal ini dilakukan untuk membentuk otot dan disesuaikan dengan kondisi pasien.

Makanya ada teori kalau berat badan harusnya naik, bulan ini bisa dua kilogram, tapi bulan depan tidak bisa 3-4 kilogram, ujarnya mengutip dari Antar.

 

Olahraga ringan lain yang bisa dilakukan penderita diabetes adalah jalan santai, berenang, dan bersepeda.

“Kalau kelompok otot mana yang harus kita latih dulu, kita kejar otot besar dulu, misalnya otot kaki, disusul otot paha belakang, dan otot punggung yang paling banyak menyerap gula di sana,” kata Andhika.

 

Andhika mengatakan, pasien diabetes pasti ada kemungkinan meminum obat setelah rutin berolahraga. Namun hal ini bergantung pada gaya hidup masing-masing penderita, apakah terkait olahraga atau pola makan sehari-hari.

“Kadang tidak semua orang bisa meresepkannya. Jadi, bisa saja melewatkan pengobatan. Jawabannya mungkin, tapi kita bisa tahu apakah orang tersebut sudah menghentikan pengobatannya atau belum, dosisnya bisa dikurangi.” Kalau harus minum pil lebih banyak, cukup satu atau dua karena olahraga,” kata Andhika.

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *