Sun. Sep 8th, 2024

Donor Darah Aman Dilakukan di Bulan Puasa Ramadhan, Jadi Amalan Sedekah yang Menuai Pahala Besar

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Di bulan Ramadhan ini, umat Islam di seluruh dunia mencari cara untuk bertumbuh secara spiritual melalui ibadah dan perbuatan baik. Membagikan makanan kepada yang membutuhkan dan bersedekah merupakan perbuatan yang sangat mulia, namun ada perbuatan baik yang sering terabaikan, yaitu donor darah.

Dilansir dari Arab News pada Selasa 26 Maret 2024, jika Anda sehat dan tidak menderita penyakit apa pun, Anda bisa mendonorkan darah dengan aman selama bulan Ramadhan.

Namun, Anda mungkin akan mengalami pusing atau lemas setelah mendonorkan darah. Waktu yang dianjurkan untuk mendonor darah adalah setelah berbuka puasa.

Dr Ameen Hussain Al Amiri, Wakil Sekretaris Praktik Medis dan Perizinan di Kementerian dan Ketua Komite Transfusi Darah Nasional UEA, mengatakan bahwa umat Islam yang berpuasa dapat dengan aman mendonorkan darahnya kapan saja selama bulan Ramadhan, namun waktu yang ideal adalah setelah bulan Ramadhan. merusak. yang cepat

“Jika pendonor adalah orang yang sehat dan tidak menderita penyakit tertentu, ia boleh mendonorkan darahnya selama puasa. Namun, waktu yang dianjurkan untuk mendonor adalah setelah berbuka puasa. Seseorang yang mendonorkan darahnya saat puasa bisa saja mengalami pusing. atau kelemahan,” kata Al Amiri kepada Gulf News.

Al Amiri juga menambahkan, secara medis tidak ada perbedaan darah yang didonorkan berpuasa atau tidak.

Sebuah studi yang dilakukan Fakultas Kedokteran King Saud University menunjukkan bahwa 91 persen penduduk Arab Saudi setuju bahwa mendonor darah adalah kewajiban agama. Di sebagian besar aliran pemikiran Islam, mendonor darah tidak berdampak negatif terhadap keutuhan puasa Anda. Bahkan, donor darah dianggap sebagai salah satu bentuk sedekah (sedekah sukarela) yang menuai pahala besar, apalagi di bulan suci ini.

“Siapa yang menyelamatkan nyawa, maka seolah-olah dia menyelamatkan seluruh umat manusia.” Al-Quran 7:189.

Mendonorkan darah memiliki risiko yang kecil namun memberikan manfaat yang besar, baik secara medis maupun spiritual. Mendonorkan darah tidak hanya membantu seseorang tetapi juga berkontribusi pada tindakan yang bertanggung jawab terhadap masyarakat.

Sejak awal pandemi COVID-19, donor darah di seluruh dunia berada pada titik terendah. Meskipun penularan virus ini sebagian besar terkendali, krisis darah yang diakibatkannya mempunyai dampak yang signifikan.

Penurunan jumlah donor darah yang signifikan dapat menghambat pelayanan medis yang cepat dan dalam kasus yang ekstrim dapat berakibat fatal.

Korban trauma berat, seperti penumpang dalam kecelakaan mobil, pasien yang mengalami komplikasi pembedahan, seperti ibu melahirkan, dan orang dengan penyakit seumur hidup seperti anemia, kanker, dan kelainan darah, sangat bergantung pada donor darah sukarela yang dilakukan secara rutin.

Persediaan darah nasional harus diisi ulang secara teratur untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari pasien dan mengatasi keadaan darurat. Satu unit darah yang disumbangkan dapat digunakan untuk menyelamatkan setidaknya tiga nyawa.

Anda bisa mendonorkan darah setiap dua hingga tiga bulan sekali agar tubuh Anda bisa memulihkan pasokan zat besi dan trombosit. Mengutip Health, zat besi diperlukan untuk pertumbuhan, perkembangan, dan pengangkutan oksigen ke berbagai bagian tubuh. Namun kelebihan zat besi dalam darah bisa berbahaya bagi kesehatan Anda.

Sering mendonor darah merupakan hal yang dapat mengurangi jumlah zat besi dalam tubuh Anda. Mengurangi kadar zat besi yang tinggi bisa menjadi hal yang baik asalkan tidak terlalu rendah.

Anda juga bisa mendapatkan manfaat kesehatan jantung tambahan dari penurunan kadar zat besi setelah mendonorkan darah. Sebuah penelitian mencatat bahwa penurunan kadar zat besi dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit jantung.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *