Sun. Sep 8th, 2024

IHSG Berpeluang Turun ke 7.000, Saatnya Serok Saham Diskon

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan bisa mencapai 7.000 jika tren pelemahan terus berlanjut. Isfahan Helmi, Head of Institutional Research Sinarmas Sekuritas (SimInvest), menilai tren pelemahan IHSG saat ini lebih banyak disebabkan oleh libur panjang Idul Fitri.

Sementara itu, dampak eskalasi konflik di Timur Tengah dinilai berdampak langsung terhadap pasar saham Indonesia.

“Menurut kami, anjloknya IHSG pada awal perdagangan hari pertama setelah Idul Fitri akan menyebabkan jatuhnya pasar saham AS pada pekan Idul Fitri. Kami melihat ini hanya sementara. Itu beruang. Tren IHSG dan memang emiten-emiten yang mendasarinya harusnya menjadi peluang untuk masuk,” ujarnya seperti dikutip, Rabu (24/4/2024).

Jika terjadi perang dalam waktu dekat, Sinarmas Sekuritas memperkirakan IHSG kemungkinan atau hampir pasti akan turun di bawah 7.000.

Namun, dalam kasus ini, kemungkinannya kecil. Berpegang teguh pada fundamental dengan menghitung nilai wajar IHSG di angka 7.600, Sinarmas Sekuritas meyakini perlambatan yang terjadi saat ini seharusnya menjadi peluang terbaik untuk mendapatkan penawaran bagus, terutama bagi perusahaan dengan prospek pertumbuhan cerah dan profitabilitas stabil.

“Saat ini kami kurang fokus pada pandangan bullish karena risikonya sekarang sama dengan keuntungannya,” kata Ispan.

Dalam skenario ini, Sinarmas Sekuritas lebih memilih rekomendasi Beli Indofood CBP Tbk (ICBP), TP Rp 12.750, dengan potensi kenaikan 26%. Beli Sumber Alfaria Tbk (AMRT) dengan TP Rp 3.250, potensi kenaikan 16%. Beli Mayora Indah Tbk (MYOR) dengan TP Rp 2.820, potensi kenaikan 21%.

“Kalau dari perbankan kita suka Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), TP Rp 8.150, potensi kenaikan 22%. Dan Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) BUY, TP Rp 6.475, potensi kenaikan 22%%” , Ispan selesai

Sinarmas Sekuritas juga melihat adanya potensi pembalikan (reversal) pada saham Telkom Indonesia (Persero) Tbk ( TLKM ) karena valuasinya telah mencapai level 2. Penyimpangan tersebut berada di bawah rata-rata P/E 5 tahun sebesar 11,7x. Sinarmas Sekuritas merekomendasikan BUY untuk TLKM di TP Rp 4.200, dengan potensi kenaikan 30%. Investor sebaiknya tetap tenang dan memanfaatkan penurunan harga saham saat ini sebagai pintu masuk dengan harga diskon.

Penafian: Semua keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis saham sebelum membeli dan menjualnya. matthewgenovesesongstudies.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Sebelumnya diberitakan, Sinarmas Sekuritas atau SimInvest memperkirakan indeks harga saham gabungan (IHSG) akan mencapai 8.150 pada 2024. Head of Corporate Research PT Sinarmas Sekuritas Isfhan Helmy menjelaskan, untuk mencapai level tersebut membutuhkan dua timeline.

“Kami telah menetapkan target 7.800 hingga 8.150, tetapi kami mungkin memerlukan dua kerangka waktu untuk mencapainya, jadi kami tidak melihat hal itu akan terjadi dalam waktu dekat,” ujarnya dalam webinar SimInvest – Bond Market Update, Kamis (3/ 14/2024) ) kata b)

Time frame atau kerangka waktu yang relevan adalah Februari-Juli dan Juli-Desember. Untuk Februari-Juli, IHSG diperkirakan 7.400 dengan skenario pemilu satu putaran.

“Kita lihat target Juli sampai Desember mungkin di 7.800 sampai 8.150. Artinya, ada peluang kita bisa mencapai 7.800 di pertengahan tahun. Jadi secara teknis IHSG kita cukup bullish,” tambah Isfahan.

Soal saham perdana, Ispan menyebut ada lima emiten bernama Pandawa-5 yang menjadi jagoannya. Sebutan tersebut mengacu pada bursa saham Amerika Serikat (AS) yang menaungi Magnificent Seven, sekumpulan saham yang mencakup Microsoft, Apple, Amazon, Facebook, Netflix, dan sejenisnya.

Sedangkan di dalam negeri, calon pemain Pandawa 5 antara lain Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), Bank Central Asia Tbk (BBCA), Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) dan Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI).

“Saya coba telusuri sejak 2013, kelima saham ini wajib masuk portofolio investor asing. Kalau fokus 2021 hingga 2023, investor asing masuk secara kumulatif setiap tahunnya,” kata Isfan.

Misalnya pada Februari 2024, kelima sektor ini berhasil mencatatkan masuknya investor asing sebesar Rp 8,5 triliun. Angka tersebut sekitar 90% dari total aliran dana investor asing yang tercatat sebesar Rp 9,3 triliun. Sedangkan sepanjang tahun 2021 hingga saat ini, total dana asing di pasar saham tercatat sebesar Rp 102 triliun. Dari jumlah tersebut, Rp 85 triliun disalurkan ke saham Pandawa-5.

Artinya kalau lima saham ini kita pegang kuat sekali. Kita lihat lima saham ini masih punya potensi untung. Itu di BCAA. Target belinya 11.700 BRI ke target 7.200, kata Isfahan. Sedangkan untuk BMRI dan BBNI bisa ditambah ADD. BMRI dengan TP 8.200 dan BBNI dengan TP 7.100. Sedangkan beli TLKM dengan TP 4.700

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *