Sun. Sep 8th, 2024

Jenis-Jenis Bencana dan Pengertiannya dalam Undang-Undang Kebencanaan

matthewgenovesesongstudies.com, Bandung – Menurut catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Indonesia dilanda bencana alam sekitar 5.400 kali pada tahun 2023. Angka tersebut meningkat 52 persen dibandingkan tahun 2022.

Bencana hidrometeorologi merupakan bencana yang paling banyak terjadi di Indonesia. Rinciannya, berbagai kejadian bencana tersebut antara lain cuaca ekstrem (1.261 kejadian), banjir (1.255 kejadian), tanah longsor (591 kejadian), kekeringan (174 kejadian), erosi atau tsunami (33 kejadian), dan kebakaran hutan dan lahan (2.051 kejadian). .

Diketahui, pemerintah telah menetapkan jenis-jenis bencana. Pemahaman tersebut dapat diacu pada Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.

Isi undang-undang tersebut menjelaskan tiga jenis bencana, yaitu bencana alam, bencana non alam, dan bencana sosial. Lalu bagaimana undang-undang tersebut mendefinisikan ketiga jenis bencana tersebut? Berikut penjelasan singkatnya yang dihimpun matthewgenovesesongstudies.com.

Bencana alam, bencana non alam, dan bencana sosial

Bencana adalah peristiwa atau serangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam dan/atau faktor tidak wajar serta faktor manusia, sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

Bencana alam adalah bencana yang disebabkan oleh suatu peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam, antara lain gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.

Bencana non-alam adalah bencana yang disebabkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa yang tidak wajar, termasuk kegagalan teknologi, kegagalan modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit.

Bencana sosial adalah bencana yang disebabkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh ulah manusia yang melibatkan konflik sosial antar kelompok atau antar komunitas dan teror.

Diketahui, Indonesia terletak di garis khatulistiwa dan hanya memiliki dua musim dibandingkan negara lain, yaitu musim hujan dan musim kemarau.

Berdasarkan data BMKG, musim hujan dimulai pada bulan Oktober sampai dengan bulan Maret, dan puncak musim hujan tahun 2023/2024 di sebagian besar wilayah Indonesia diperkirakan terjadi pada bulan Januari dan Februari 2024 yaitu sebesar 385 ZOM (55,08%).

Pada musim ini bencana hidrometeorologi dapat melanda wilayah Indonesia. Bencana hidrometeorologi (bencana alam meteorologi) adalah bencana alam yang berkaitan dengan cuaca.

Menurut Edwin Aldrian, pakar meteorologi dan klimatologi Badan Riset dan Inovasi Nasional serta pakar Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim PBB, penyebab bencana hidrometeorologi di Indonesia adalah masuknya air hangat ke Indonesia. perairan. Akibatnya, semakin banyak awan yang terbentuk.

Fenomena alam inilah yang menyebabkan intensitas curah hujan di Indonesia semakin meningkat sehingga membuat musim hujan menjadi lebih deras dibandingkan sebelumnya.

Bencana hidrometeorologi meliputi banjir, tanah longsor, angin puting beliung, tsunami, dan kekeringan. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa bencana hidrometeorologi, iklim, meteorologi, dan bencana yang berhubungan dengan air, seperti angin topan, kekeringan, dan banjir, merupakan penyebab bencana alam terbesar di dunia dan berdampak pada lebih banyak orang dibandingkan jenis ancaman bencana alam lainnya.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *