Fri. Jul 26th, 2024

Ketua Dewan Pembinanya Jadi Presiden, HKTI Optimistis Kesejahteraan Petani Lebih Diperjuangkan Pemerintah

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Persatuan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) memasuki usianya yang ke-51. Organisasi ini terbentuk dari penggabungan 15 organisasi petani. Asosiasi itu bertujuan memperkuat pertahanan petani.

“Di usianya yang ke 51 tahun, HKTI merasa beruntung telah berhasil mendatangkan Ketua Dewan Pengawasnya yang juga mantan Ketua Umum DPN HKTI (2004) selama dua periode (2004-2010, 2010-2015). 2010, 2010-2015 ), yaitu Jenderal TNI Prabowo Subianto menjadi Presiden Republik ke-8 “Indonesia sangat bersyukur atas terpilihnya Pak Prabowo, karena dengan demikian kita sekarang mempunyai presiden yang merupakan kader tani. Kita berharap di bawah kepemimpinan kader HKTI, pertanian kita ke depan akan terus maju dan petani kita semakin sukses,” kata Presiden Jenderal DPN HKTI Fadli Zon seperti dikutip, Sabtu (27/04/2024). .

Menurutnya, persoalan kesejahteraan petani tidak akan pernah ketinggalan zaman. Kunci ketersediaan pangan adalah kesejahteraan petani. Jika petani tidak berhasil, mereka beralih ke pekerjaan lain dan menukar lahan pertanian dengan lahan non-pertanian.

Jika ini terjadi, masa depan pangan kita akan terancam, kata Wakil Ketua DPP Partai Gerindra itu.

Hingga saat ini masyarakat Indonesia masih menduduki peringkat pemakan nasi terbesar di dunia. Menurut Statista (2017), konsumsi beras per kapita adalah 135 kg, lebih banyak dibandingkan Filipina (115 kg), Thailand (99 kg) dan bahkan Malaysia (81 kg).

Di sisi lain, meski jumlah petani padi Indonesia tercatat salah satu yang terbesar di dunia, namun produksi beras kita tidak pernah bisa memenuhi permintaan. Produksi dan konsumsi beras kita berada dalam posisi persaingan yang tidak sehat. 280 juta jiwa dan satu jumlah penduduk Pertumbuhan sekitar 1,1-1,4 persen per tahun membuat produksi beras kita sulit mengimbanginya,” jelas Fadli Zon.

Menurut Fadli Zona, impor bukan lagi pilihan yang murah karena negara-negara Afrika kini sudah menjadi importir beras. Sedangkan menurut dia, jumlah negara pemasok beras sama. Jadi, jika tidak segera dilakukan perubahan drastis, Indonesia rentan terhadap krisis pangan.

“Untuk mengatasi permasalahan tersebut, HKTI telah memberikan masukan kepada Presiden terpilih mengenai sejumlah isu penting,” ujarnya.

Input pertama adalah produktivitas. HKTI menyoroti setidaknya tiga permasalahan terkait produktivitas yang perlu diatasi, yaitu tanah, benih, dan pupuk. Organisasi ini berpendapat bahwa agenda reformasi pertanian harus dilaksanakan secara lebih masif dan sistematis, karena lahan petani kita sangat kecil.

“Kedua, soal subsidi dan pembayaran insentif bagi petani. Tanpa insentif, masyarakat tentu tidak ingin tetap berprofesi di bidang pertanian. Apa manfaatnya?”

HKTI telah lama berpendapat bahwa petani harus menerima insentif, khususnya dalam hal harga output. Misalnya usulan pemutakhiran Harga Pembelian Negara (SPP) gabah setiap tahunnya. Selama ini HPP tidak pernah berubah, hal ini jelas merugikan petani karena produksinya sangat rendah.

“Saat ini dengan adanya Badan Pangan Nasional (Bapanas), penyesuaian HPP harus dilakukan secara berkala, termasuk HPP 2024 yang sedang dalam pembahasan. HKTI telah resmi mengusulkan agar HPP Gabah Kering Panen (GKP) menjadi naik menjadi Rp 6.757 Angka ini didapat dari “Rumusnya HPP harus memberikan keuntungan 30 persen ditambah jaminan risiko 10 persen dari biaya dasar produksi gabah per kilogram. Angka ini keluar dari penelitian kami,” ujarnya.

Selain itu, lanjut Fadli, masih soal insentif, HKTI juga menilai kebijakan harga dasar dan harga maksimal gabah harus lebih efektif. Kebijakan ini seharusnya berlaku untuk semua jenis usahatani padi, baik milik swasta maupun milik negara. Harus ada sanksi bagi pengusaha yang membeli di bawah harga dasar. Tujuannya untuk melindungi petani, terutama saat panen raya, agar harga produknya tidak turun.

Dan yang ketiga adalah pentingnya pemerintah memberikan prioritas kepada petani dan produk pertanian dalam negeri. Pemerintahan Prabowo-Gibran akan memberikan program makan siang gratis untuk anak sekolah. HKTI meyakini program ini selain meningkatkan gizi anak juga akan mencakup produk-produk “petani dan pertanian dalam negeri, mulai dari beras, sayuran, susu, daging, ikan dan sejenisnya, program ini harus berjalan beriringan dengan program kita untuk meningkatkan produktivitas pertanian,” ujarnya.

“Kami melihat program makan siang gratis ini bisa menjadi ‘big boost’ yang akan mendongkrak para petani, peternak, pekebun, dan usaha kecil kita. Program ini harusnya bisa mendongkrak perekonomian masyarakat karena identik dengan kampanye Pak Prabowo,” kata Fadli.

Di usianya yang ke-51, HKTI kembali bersyukur mantan Ketua Umum bisa menjadi Presidennya.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *