Sat. Jul 27th, 2024

Mantan Karyawan Gugat Meta Atas Dugaan Diskriminasi Terkait Palestina

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Meta menggugat salah satu mantan karyawannya atas dugaan perlakuan tidak adil dan bias terhadap karyawan yang membela Palestina.

Firaz Hamad, seorang insinyur di tim pembelajaran mesin Meta, diketahui telah menggugat perusahaan tersebut. Perusahaan memecatnya karena penanganannya terhadap postingan terkait Palestina di Instagram.

Berdasarkan laporan Reuters yang dikutip Engadget, Jumat (7/6/2024), perusahaan yang dipimpin Mark Zuckerberg itu dituduh melakukan diskriminasi, penghentian yang salah, dan bias terhadap warga Palestina.

Dalam gugatannya, salah satu kasus yang dijadikan alasan pemecatannya pada Februari 2024 adalah munculnya video pendek di Instagram yang memperlihatkan pasukan Israel menghancurkan sebuah bangunan di Gaza, Palestina. 

Hamad menemukan bahwa video yang diambil oleh jurnalis foto Palestina Motas Azizah telah salah diklasifikasikan sebagai pornografi.

Pada awalnya, saya tidak tahu apakah saya perlu membantu perubahan tersebut. Namun, dia menerima pemberitahuan tertulis untuk menyelesaikan masalah tersebut. 

Namun, sebulan kemudian, Hamad diberitahu bahwa penyelidikan sedang dilakukan terhadap kesalahan klasifikasi bangunan Palestina di Gaza. 

Setelah mengetahui hal ini, pengaduan diskriminasi dalam rumah tangga pun diajukan. Sebagai tanggapan, dia dipecat sebagai karyawan Meta beberapa hari kemudian.

Meta berdalih hal itu melanggar kebijakan yang melarang karyawan mengerjakan masalah terkait akun orang yang mereka kenal secara pribadi. 

Hamad Motaz, warga Palestina-Amerika, membantah mengenal Azizah secara pribadi.

Ia mengatakan, ia melihat adanya kejanggalan prosedur dalam cara perusahaan menangani pembatasan konten yang mendukung atau terkait dengan Palestina.

Dia mengatakan algoritma Instagram mencegah konten terkait Palestina muncul di feed atau pencarian.

Selain merinci peristiwa yang menyebabkan pemecatannya, Hamad juga menuduh perusahaan tersebut menghapus komunikasi internal antar karyawan yang membahas kematian di Gaza menyusul kebrutalan Israel.

Karyawan yang menggunakan emoji bendera Palestina juga diselidiki, sementara mereka yang sebelumnya mengibarkan bendera Israel atau Ukraina dalam situasi serupa tidak menjalani pemeriksaan yang sama.

Sekadar informasi, Meta sebelumnya pernah dituduh menindas postingan pro-Palestina bahkan sebelum serangan pasukan militer Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023.

Pada akhir tahun 2023, Senator Elizabeth Warren juga menulis surat kepada Mark Zuckerberg mengenai kekhawatiran pengguna. 

Elizabeth mengatakan dalam suratnya bahwa beberapa pengguna Instagram dituduh meminta perusahaannya diam-diam membungkam akun mereka karena memposting tentang kondisi di Gaza.

Dewan pengawas Meta mengklaim tahun lalu bahwa sistem perusahaan telah secara keliru menghapus video dampak serangan terhadap rumah sakit Al-Shifa di Gaza selama serangan darat Israel. Videonya ada di Instagram. 

Dewan baru-baru ini meluncurkan penyelidikan untuk meninjau kasus-kasus yang melibatkan postingan Facebook yang menggunakan frasa “dari sungai ke laut.”

Ungkapan tersebut mengacu pada dukungan publik terhadap Gaza, sebuah negara Palestina yang saat ini sedang diserang tanpa pandang bulu oleh Israel.

Meta baru-baru ini mengungkapkan bahwa mereka menemukan bahwa konten yang dihasilkan AI sering digunakan untuk mengelabui pengguna di Facebook dan Instagram.

Menurut Meta, penyalahgunaan AI oleh pihak yang tidak bertanggung jawab terungkap dari komentar akun bot AI yang memuji Israel setelah melakukan genosida di Gaza.

Komentar tersebut dipublikasikan dalam publikasi organisasi berita global dan anggota parlemen AS.

Dikutip dari Gadgets360, Minggu (6/2/2024) Meta mengatakan dalam laporan triwulanan bahwa akun-akun tersebut adalah anak muda Yahudi dan akun yang menggambarkan orang kulit hitam.

Akun palsu tersebut menargetkan pengguna Amerika dan Kanada. Meta mengatakan langkah tersebut dilakukan oleh perusahaan pemasaran politik STOIC yang berbasis di Tel Aviv.

Meski STOIC dituduh menyebarkan komentar tersebut, namun pihaknya tidak menanggapi tuduhan tersebut. 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *