Sun. Sep 8th, 2024

Mitratel Cetak Laba Bersih Rp 521 Miliar di Kuartal I 2024, Intip Strategi Bisnisnya

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Strategi PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel (MTEL) untuk terus memperluas bisnis ekosistem menara secara sistematis dan informal, memonetisasi aset, dan lebih banyak melakukan penyesuaian harga, membuahkan hasil. Hal ini tercermin dari kinerja Perseroan sepanjang kuartal I tahun 2024.

Mitratel membukukan pendapatan sebesar Rp 2,20 triliun selama tiga bulan pertama tahun 2024, tumbuh 7,3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 2,05 triliun (YoY). Bisnis penyewaan menara menyumbang Rp1,83 triliun, meningkat 5,4%. Sedangkan pendapatan dari bisnis fiber mencapai Rp 85,22 miliar, naik 148,8% di periode yang sama.

Pertumbuhan pada sisi pendapatan berhasil diimbangi dengan pengendalian biaya yang efektif. Hasilnya, perseroan mampu mencatatkan EBITDA senilai Rp 1,84 triliun atau meningkat 9,9%. Margin EBITDA juga meningkat 2,3% menjadi 83,5%. Berbagai keberhasilan tersebut membuahkan laba sebesar Rp520,99 miliar, tumbuh 4% dari periode yang sama tahun lalu Rp501,03 miliar.

“Kombinasi pertumbuhan pendapatan, pengembangan produk, dan manajemen biaya menjadikan EBITDA Margin dan profitabilitas kami lebih baik. Strategi ini akan kami lanjutkan,” kata Presiden Mitratel, Theodorus Ardi Hartoko (Teddy) yang berbicara pada Senin (22/4/2021). 2024).

Kontribusi finansial dari bisnis fiber optic selama ini, membuat perseroan yakin bahwa lini bisnis ini akan memiliki prospek yang menjanjikan dan berpotensi menjadi mesin pertumbuhan baru di masa depan, dimana Mitratel menjadi partner pilihan para pengguna ponsel. pembangunan Fiber To The Tower (FTTT).

“Kami akan terus mengembangkan bisnis serat optik untuk bertemu dengan mereka yang menggerakkan ponsel ke jaringan latensi rendah berbasis pengembangan teknologi 5G. Kami memiliki komitmen yang kuat untuk menjadi mitra mereka, baik dalam penerapan teknologi serat optik. rencana integrasi atau sebagai tambahan terhadap pembangunan ekonomi baru,” kata Teddy.

Mitratel mulai menggarap bisnis fiber optik ini pada tahun 2022 dan sejak itu terus memperluas jangkauannya baik secara organik maupun anorganik. Hingga akhir Maret 2024, panjang serat optik perseroan mencapai 36.257 kilometer. Jika dihitung akhir Desember 2023 atau year to date (ytd), Mitratel berhasil menambah panjang serat optik menjadi 3.736 kilometer atau tumbuh 11,5%.

Selain fokus pada manufaktur serat optik, Mitratel juga mempertahankan posisinya sebagai pemilik banyak menara di Indonesia, bahkan Asia Tenggara. Perseroan memiliki 38.135 menara hingga akhir Maret 2024, meningkat 0,3% dibandingkan posisi akhir Desember 2023.

Sebanyak 41,5% menara berada di Pulau Jawa, sedangkan 58,5% sisanya tersebar di Sumatera, Bali & Nusra, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.

“Lokasi banyak perangkat yang tersebar di luar Pulau Jawa memberikan keuntungan bagi Mitratel. Kami melihat ekspansi operator Telkom di luar Pulau Jawa dan di pedesaan akan terus berlanjut, sesuai dengan rencana pemerintah untuk melakukan standarisasi infrastruktur dan peningkatan kualitas jaringan internet di Tanah Air. “Bagi kami, ini adalah peluang dan insentif untuk berperan besar dalam mengembangkan industri dan membantu masyarakat mendapatkan internet berkualitas,” kata Teddy.

Seiring dengan pertumbuhan aset menara dan fiber optik, Mitratel mencatatkan peningkatan jumlah penyewa dari 57.409 pada akhir Desember 2023 menjadi 57.808 pada akhir Maret 2024, atau bertambah 399 pada kuartal yang sama. Sementara itu, penyaluran meningkat 1,4% dari 19.395 menjadi 19.673 pada periode yang sama. Hal ini meningkatkan rasio sewa menjadi 1,52x.

Pertumbuhan bisnis Mitratel selama beberapa tahun terakhir dan kontribusinya terhadap perkembangan industri telekomunikasi Tanah Air telah mendapat pengakuan dari dunia internasional. Pada ajang Asian Telecom Awards 2024 di Singapura, Februari lalu, Mitratel meraih penghargaan Wholesale Company Initiative of the Year.

Perusahaan dinilai telah berhasil melakukan transisi dari TowerCo Tradisional ke InfraCo dan berhasil memantapkan posisinya sebagai raja Penyedia Menara di Asia Tenggara.

“Penghargaan ini menjadi penyemangat kami untuk lebih baik lagi dalam membangun gedung dan mengembangkan industri telekomunikasi,” pungkas Teddy.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *