Thu. Sep 19th, 2024

Muncul Isu BBM Pertalite Dihapus, Pertamina Bilang Begini

Setelah matthewgenovesesongstudies.com menyebutkan minyak Pertamina Jakarta akan dihapus pada tahun ini, anak perusahaan Pertamina, PT Pertamina Patra Niaga menegaskan akan tetap menyalurkan minyak Pertalite (RON 90) ke masyarakat sesuai dengan terbitan 2024 yang dikeluarkan Pemerintah.

Sekretaris Perusahaan Pertamina Patra Niaga Irto Ginting, Surat Perintah Pelayanan ESDM No. Oleh karena itu, perubahan distribusi perlu dilakukan melalui kebijakan Pemerintah. “Sampai saat ini Pertalite masih kami distribusikan ke seluruh daerah sesuai dengan pekerjaan yang diberikan Pemerintah. Jadi masyarakat tidak perlu khawatir,” kata Irto dalam keterangan tertulisnya (7/5/2024).

Irto menambahkan, Pertamina Patra Niaga sebagai pihak yang menggarap penyaluran BBM bersubsidi bertekad untuk terus mengikuti dan melaksanakan seluruh kebijakan yang ditetapkan pemerintah.

“Sebaliknya, kami akan mengikuti dan melaksanakan semua kebijakan pemerintah,” kata Irto.

Tercatat, keberhasilan penyaluran Pertalite di Tanah Air hingga April 2024 sebesar 9,9 juta Kiloliter (KL) dari total Kuota Pertalite tahun 2024 yang ditetapkan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) sebesar 31,7 juta KL. .

Irto mengumumkan pihaknya juga mendukung digitalisasi penyaluran BBM bersubsidi melalui program Subsidi resmi Pertamina Patra Niaga. 

“Program Subsidi yang Benar adalah misi kami untuk memastikan distribusi BBM merata. Berkat digitalisasi, penyaluran BBM bersubsidi dapat terpantau secara real time, sehingga mencegah kemungkinan terjadinya kecurangan di lapangan,” tutupnya. Ketahanan Energi Nasional

Vice President Corporate Communications Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengatakan, komitmen Pertamina untuk menyalurkan minyak Pertalite sejalan dengan upaya konservasi energi yang dilakukan Pertamina di Tanah Air.

“Pertamina berharap dapat menghemat listrik bagi masyarakat sekaligus menyelamatkan perekonomian negara dengan memberikan bahan bakar bersubsidi,” kata Fadjar. 

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai produk, layanan dan program, individu dapat menghubungi Pertamina Call Center 135 atau mengakses website https://subsiditepat.mypertamina.id/.

Pertamina sebagai perusahaan transisi energi terkemuka berkomitmen mendukung target Net Zero Emissions tahun 2060 dengan terus menggalakkan program-program yang berdampak langsung pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Semua itu sejalan dengan penerapan Environmental, Social and Governance (ESG) pada seluruh aktivitas dan operasional Pertamina.

 

 

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif sempat mengawali pidatonya terkait isu ekstraksi minyak Pertalite tahun ini. Ada beberapa poin yang disampaikannya menyikapi persoalan ini.

Diketahui, penggunaan Jenis Bahan Bakar Khusus (JBKP) Perthalite akan dibatasi pada tahun 2024. Implementasinya menunggu revisi Peraturan Presiden Nomor 191 Tahun 2014 (Perpres).

Di sisi lain, Pertamina juga memiliki program Langit Biru yang bertujuan untuk mendorong penggunaan bahan bakar ramah lingkungan. Salah satunya adalah penghilangan Pertalite dan Pertamax Green 92 dengan campuran bioetanol.

Ya, alangkah baiknya kalau bisa dicapai tanpa beban-beban lain, kata Arifin menanggapi isu penghapusan Perthalite di Kementerian ESDM di Jakarta, Senin (15/1/2024).

Arifin juga telah mempengaruhi standar internasional di bidang kualitas minyak di masa lalu. Misalnya saja menggunakan bahan bakar konvensional Euro 4 dan Euro 5.

Tujuannya adalah untuk mengurangi kontribusi polutan udara. Ia juga menyoroti tingginya sulfur di Pertalite dan berharap Pertamina bisa memproduksi minyak yang lebih aman.

“Kami mengimbau Pertamina untuk memperbaharui kilangnya agar bisa menghasilkan bahan bakar yang bersih dan ramah lingkungan,” ujarnya.

Jika kita mundur sedikit ke pertengahan tahun 2023, PT Pertamina (Persero) sedang menggunakan Program Langit Biru. Dimana perusahaan bertujuan untuk mengurangi emisi karbon dengan memproduksi produk rendah emisi, seperti Pertamax, salah satu produknya.

Kini Program Langit Biru Pertamina sudah memasuki tahap kedua. Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan pada periode ini penggunaan minyak dengan kandungan karbon tinggi seperti Pertalite ditiadakan.

Upaya Pertamina untuk mengurangi emisi karbon tampaknya sejalan dengan pemerintah. Kementerian ESDM sedang membahas penarikan Pertalite dan pengalihannya ke Pertamax. Hal ini dilakukan untuk mengurangi polusi udara.

Aturan KLHK menyebutkan angka oktan minimal yang boleh dijual di Indonesia adalah 91, kata Nicke dalam postingan tertanggal Kamis (31/8/2023).

Seperti diketahui, Pertality saat ini memiliki angka oktan (RON) sebesar 90. Pertamax punya RON 92.

Oleh karena itu, pada tahun 2024, Pertamina akan menjual Pertamax Green 92, bukan Pertalite. Dan Pertamax akan dihapuskan secara bertahap dan digantikan oleh Pertamax Green 95. Kedua minyak tersebut rendah karbon dan mengandung 7 persen dan 8 persen etanol.

Namun untuk Pertamax Green 92, Nicke mengaku harganya akan ditentukan pemerintah mengingat akan ada subsidi.

Nicke menegaskan, “Harga Pertamax Green 92 diatur secara ketat. Harga JBKP tidak mungkin dilepas ke pasaran karena memiliki dukungan atau metode pembayaran.”

Oleh karena itu, pada tahun depan Pertamina akan menjual tiga bahan bakar: Pertamax Green 92, Pertamax Green 95, dan Pertamax Turbo (RON 98).

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *