Mon. Sep 16th, 2024

Pneumonia Masuk 10 Kasus Rawat Inap Terbanyak, Kenali Lebih Dalam Penyakit Radang Paru Ini

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Pneumonia saat ini termasuk dalam sepuluh kasus rawat inap terbanyak di Indonesia berdasarkan data statistik Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) 2016-2021. Diperkirakan rata-rata biaya pengobatan lebih dari Rp 18 juta setelah enam hari dirawat di rumah sakit.

“Pneumonia merupakan salah satu dari sepuluh penyakit terbanyak di Indonesia, dimana penularannya dapat terjadi akibat interaksi dengan banyak orang,” kata Ceva Wicaksono Pitoyo, MD, SpPD, K-P, FINASIM, KIC, anggota departemen pengembangan dan penelitian profesi PAPDI, pada acara tersebut. konferensi pers. . Jakarta, Senin 30 Maret 2024.

Tingkat keparahan pneumonia adalah 7,6%. Pada tahun 2010, pneumonia mempunyai tingkat keparahan dan case fatality rate (CFR) tertinggi dibandingkan penyakit lain di Indonesia.

“Pneumonia itu namanya pneumonia, jadi kalau paru-parunya merah, bengkak, dan ada masalah seperti batuk atau sesak napas, itu yang disebut peradangan,” kata Ceva dalam jumpa pers pemutakhiran rekomendasi jadwal imunisasi dewasa tahun 2024. Asosiasi. Pemeriksa Kesehatan Indonesia (PAPDI) pada Senin, 29 April 2024 di Jakarta.

Sebenarnya ada yang bisa dilakukan untuk menurunkan jumlah kasus dan mencegah pneumonia, yaitu dengan mendapatkan vaksin PCV. 

Selama ini kita tahu bahwa vaksin PCV ditujukan untuk anak-anak. Namun, dalam rekomendasi terbaru Persatuan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) tahun 2024, Vaksin Pneumococcus Conjugate 15-valen (PCV15) ditambahkan ke populasi orang dewasa untuk mengurangi penyebaran pneumonia.

“Pemberian vaksin merupakan langkah penting dalam melindungi kesehatan masyarakat. PAPDI berkomitmen untuk terus merekomendasikan vaksin terbaru dan meningkatkan standar kesehatan masyarakat berdasarkan bukti ilmiah,” kata Ketua Umum Dewan. Direksi PAPDI, Dr. Dr. Sally Aman Nasution SpPD, K-KV, FINASIM, FACP pada kesempatan yang sama.

Pneumonia menyerang kantung udara di paru-paru sehingga menyebabkan peradangan sehingga menyulitkan oksigen masuk ke aliran darah. Pneumonia disebabkan oleh berbagai virus, bakteri dan jamur. 

“Pneumonia dapat disebabkan oleh bakteri, virus, dan jamur yang dapat menyerang semua kelompok umur (anak-anak dan orang tua lebih rentan),” kata Ceva.

Salah satu penyebab penyakit ini adalah bakteri Streptococcus pneumoniae (Pneumococcus) yang memiliki lebih dari 100 serotipe, beberapa di antaranya menyebabkan infeksi serius, seperti serotipe 3, 22F, dan 33F.

Berikut ini Ceva jelaskan beberapa gejala pneumonia: Demam Sesak napas Nyeri dada Batuk Sakit kepala Kehilangan nafsu makan Lemah dan lesu

 

Bakteri Streptococcus Pneumoniae (Pneumococcus) merupakan salah satu bakteri khas yang memiliki lebih dari 90 serotipe.

“Pneumococcus merupakan salah satu penyebab umum, ternyata serotipe atau variannya banyak, setidaknya lebih dari 90 serotipe, 20-30 di antaranya menunjukkan tingkat keparahan yang signifikan,” kata Ceva.

Masa inkubasi atau waktu berkembangnya bakteri pneumokokus biasanya 1-3 hari (terutama pada kasus pneumonia pneumokokus). Penyakit ini kebanyakan terjadi pada anak-anak, namun orang dewasa juga tidak boleh diabaikan, karena 10% di antaranya terjadi pada orang dewasa.

Tidak hanya pneumonia, infeksi pneumokokus juga dapat menyebabkan infeksi serius lainnya, seperti: Meningitis (infeksi selaput otak dan sumsum tulang belakang) Sinus (sinusitis) Otitis Media (otitis media) Bakteremia (infeksi darah)

Berbagai faktor risiko mempengaruhi kejadian pneumonia pada orang dewasa, seperti faktor usia, dimana orang dewasa sehat berusia di atas 65 tahun memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit pneumokokus dibandingkan dewasa muda berusia 18-64 tahun.

Selain itu, faktor lainnya termasuk pekerjaan, gaya hidup, kesehatan, atau perjalanan. Menurut Ceva, risiko pneumonia juga lebih tinggi jika Anda memiliki latar belakang medis atau faktor risiko perilaku, seperti: Asma (4x risiko) Diabetes (4x risiko) Penyakit jantung kronis (4x risiko) Merokok (5x risiko) Peningkatan konsumsi alkohol . konsumsi (risiko 8 kali lipat) Penyakit hati kronis (risiko 9 kali lipat) Penyakit paru-paru kronis (risiko 10 kali lipat) Infeksi HIV (risiko 17 kali lipat) Kondisi imunokompromais lainnya (risiko 9 kali lipat)

 

 

Langkah sederhana untuk mencegah pneumonia dapat dilakukan dengan menghindari kontak dengan orang sakit dan menjalani pola hidup sehat.

“Seperti halnya COVID-19, jaga jarak sekitar 2 meter. Terapkan pola hidup sehat dengan nutrisi yang tepat,” kata Ceva.

Ceva juga merekomendasikan untuk sering mencuci tangan karena semua infeksi saluran pernapasan berhubungan dengan penyebaran dari hidung, mulut, dan tangan.

Anda juga bisa mengikuti vaksinasi PCV yang direkomendasikan PAPDI untuk orang dewasa. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa vaksin pneumonia dapat menurunkan risiko penyakit berbahaya ini pada orang dewasa.

Ada dua jenis vaksin pneumokokus, yaitu:

Vaksin polisakarida pneumokokus (PPSV). Vaksin dibuat dari polisakarida kapsuler bakteri (23 serotipe).

Vaksin konjugat pneumokokus (PCV). Vaksin dibuat dari kapsul polisakarida bakteri yang dikombinasikan dengan protein pembawa (serotipe 10, 13 atau 15).

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *