Sun. Sep 8th, 2024

Ramai Efek Samping Vaksin AstraZeneca Sebabkan TTS atau Pembekuan Darah, Kemenkes Angkat Bicara

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Masalah efek samping vaksin AstraZeneca (AZ) belakangan ini menyita perhatian masyarakat karena disebut-sebut ada efek samping trombositopenia (TTS) dengan trombositopenia atau trombosis.

Menanggapi hal tersebut, Ibu Siti Nadia Tarmizi, Kepala Kantor Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan Masyarakat RI (Kemenkes RI), memberikan jawabannya.

Menurutnya, efek samping tersebut bukanlah hal baru. Sekadar informasi, vaksin yang disetujui untuk didistribusikan telah melalui penelitian keamanan yang ketat.

Ada empat langkah, satu sampai empat langkah dan sebetulnya banyak catatan di awal, yang punya gangguan kesehatan seperti gangguan pembuluh darah, AstraZeneca di awal bilang harus hati-hati dalam mengelolanya, kata Nadia saat pertemuan. Senin, 6 Mei 2024 di Jakarta Barat.

Nadia menambahkan, Komnas KIPI sebelumnya melakukan kajian di tujuh provinsi untuk melihat kemungkinan efek samping COVID-19. Studi ini dilakukan antara Maret 2021 hingga Juli 2022 dan tidak hanya dilakukan pada AstraZeneca.

Dan, vaksin AstraZeneca dilaporkan tidak menyebabkan penyumbatan atau pembekuan darah, kata Nadia.

Sedangkan efek samping lainnya seperti bengkak, demam dan efek samping ringan lainnya.

“Komnas menunggu laporan apa saja kejadian akibat efek samping KIPI, namun sejauh ini kami belum menemukan adanya kasus gangguan pembekuan darah akibat AstraZeneca. Dan kawan-kawan, bisa dilihat bahwa Badan POM sudah mengeluarkan pernyataan mengenai hal tersebut, “ucap Nadia.

Sebelumnya, Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) menyebutkan tidak ada laporan kasus TTS atau pembekuan darah pasca vaksin COVID-19 AstraZeneca di Indonesia.

BPOM menyatakan dalam keterangan resmi yang diperoleh matthewgenovesesongstudies.com pada 5 Mei 2024 bahwa “sampai April 2024, belum ada laporan kejadian keamanan termasuk kejadian TTS terkait vaksin COVID-19 AstraZeneca di Indonesia.”

Hal ini diketahui berdasarkan kajian BPOM dalam pemantauan keamanan vaksin yang dilakukan Kementerian Kesehatan dan KONAS PP KIPI.

Surveilans meliputi pelaksanaan surveilans aktif Kejadian Ikutan Khusus (KIPK) pada program vaksinasi COVID-19 di 14 rumah sakit (lokasi pengawasan) di 7 provinsi Indonesia pada Maret 2021 hingga Juli 2022.

Penelitian juga menunjukkan bahwa manfaat vaksin COVID-19 AstraZeneca lebih besar daripada risiko efek sampingnya.

Vaksin COVID-19 digunakan untuk mengurangi dampak dan kematian akibat virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.

Selain itu, mengacu pada penelitian yang dilakukan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kasus TTS terkait vaksin COVID-19 AstraZeneca tergolong sangat jarang (kurang dari 1 dalam 10.000 kasus).

Peristiwa TTS yang sangat langka ini terjadi antara 4 dan 42 hari setelah pemberian vaksin COVID-19 AstraZeneca. Jika diamati di luar periode tersebut, kejadian TTS tidak terkait dengan penggunaan vaksin COVID-19 AstraZeneca.

Menurut BPOM, ahli epidemiologi Dickie Budiman juga menyatakan TTS merupakan kondisi langka. Efek ini terjadi setelah vaksinasi COVID-19, terutama setelah mengonsumsi vaksin AstraZeneca.

“Disebut langka, artinya tidak semua akan seperti ini, tapi hanya sedikit, dan jumlahnya sangat sedikit. Jelas Dickey dalam pesan tertulis kepada Healthmatthewgenovesesongstudies.com, dikutip Jumat (3/5/2024). , “TTS ini terjadi ketika terjadi kelainan pada pembuluh darah yang disebut dengan jumlah trombosit yang rendah atau trombositopenia”.

Jarangnya trombositopenia ditunjukkan dengan angka kejadian yang hanya 8,1 kasus per juta penerima vaksin.

“Risiko setelah obat AstraZeneca pertama, risiko terkena TTS adalah 8,1 kasus per juta penerima vaksin, jadi sebenarnya rendah.”

“Nah, setelah dosis kedua, (kasus) turun menjadi 2,3 kasus per juta penerima vaksin. Jadi (risikonya) akan turun, jadi jangan khawatir, kata Dickey.

Di masa lalu, jelas Dickey, trombositopenia dapat menyebabkan pembekuan darah serius yang, dalam kasus yang jarang terjadi, dapat mengancam jiwa.

Secara ilmiah, hal ini mungkin disebabkan oleh reaksi kekebalan terhadap vaksin. Hal ini terjadi ketika tubuh penerima vaksin AstraZeneca menghasilkan antibodi yang menyerang trombosit, yang kemudian menyebabkan pembekuan darah tidak normal.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *