Sun. Sep 8th, 2024

Rupiah Hari Ini Diprediksi Anjlok Tembus 16.310 per Dolar AS, Ini Gara-garanya

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS memberikan tekanan pada perdagangan di akhir April. Saat ini pelaku pasar tengah menunggu arah kebijakan suku bunga AS hasil rapat Federal Open Conference Committee (FOMC).

Nilai tukar rupee pada Selasa (30 April 2024) berada di level 16.270 per dolar AS, turun 15 poin atau 0,09 persen dari sebelumnya 16.255 per dolar AS.

“Rupee diperkirakan akan melemah lebih lanjut terhadap dolar AS hari ini, antara $16.250 dan $16.310, dipengaruhi oleh faktor eksternal menjelang pertemuan Federal Reserve untuk memutuskan suku bunga,” kata analis Woori Bank, Luli Nova. , mengutip Antara.

Menurut Luli, suku bunga kebijakan bank sentral AS atau Federal Reserve tidak akan berubah pada level 5,5%.

Sementara itu, pelaku pasar masih menunggu data inflasi April 2024 yang diperkirakan lebih tinggi dibandingkan Maret 2024.

Indeks harga konsumen (IHK) Maret 2024 berada dalam kisaran target sebesar 2,5±1%.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), laju inflasi harga konsumen pada Maret 2024 sebesar 0,52% per bulan (mtm), naik 3,05% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Persistensi inflasi tersebut merupakan hasil dari konsistensi kebijakan moneter dan sinergi yang erat dalam pengendalian inflasi oleh Kelompok Pengendali Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) pemerintah pusat dan daerah serta menguatnya Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai negara. . . Di daerah.

Bank Indonesia meyakini inflasi akan tetap terkendali pada kisaran 2,5±1% pada tahun 2024.

Nilai tukar rupee terhadap dolar AS terus melemah sejak Idul Fitri. Saat ini rupee stabil di kisaran Rp 16.200 per dolar dari sebelumnya Rp 15.600 per dolar.

Direktur Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI) Juli Budi Winantya menjelaskan, pelemahan rupiah tidak perlu dikhawatirkan. Ia beralasan, pelemahan rupee tidak separah krisis ekonomi tahun 2008 atau krisis keuangan tahun 1998.

Per 23 April 2024, nilai tukar Rupee hanya melemah 5,07% (ytd). Pada saat yang sama, nilai tukar rupee melemah hingga 35% pada krisis ekonomi tahun 2028. Bahkan, saat krisis keuangan tahun 1998, nilai tukar rupee anjlok hingga 197%.

“Dibandingkan krisis sebelumnya, ketika nilai rupiah melemah lebih parah, penurunan nilai (yupia) hanya 5,07%,” kata Julie dalam konferensi pers yang digelar di Pulau Samosir, Sumatera Utara, pada 28 April.

Selain itu, di tengah nilai tukar rupee yang melemah, laju inflasi juga tetap terjaga. BI mengumumkan tingkat inflasi hingga Maret 2024 mencapai 3,05% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Pada saat yang sama, pada saat krisis ekonomi tahun 2008, tingkat inflasi melonjak hingga 12,1%. Faktanya, pada krisis keuangan tahun 1998, tingkat inflasi mencapai 82,4%.

Selain itu, cadangan devisa meningkat signifikan dibandingkan krisis keuangan tahun 2008 dan 1998. Per Maret 2024, cadangan devisa Indonesia mencapai $140,4 miliar.

Ia menjelaskan, “Cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,4 bulan impor, 6,2 bulan impor, dan pembayaran utang luar negeri.”

Juli mengatakan, stabilnya nilai tukar rupiah di tengah penguatan dolar AS disebabkan oleh Bank Indonesia yang terus melakukan penguatan kebijakan moneter, pengawasan makroprudensial, dan kebijakan sistem pembayaran.

Diantaranya, stabilitas nilai tukar rupee ditingkatkan melalui intervensi valuta asing di pasar sekunder seperti perdagangan spot, domestic non-deliverable futures forward (DNDF), dan Surat Berharga Negara (SBN).

Bank Indonesia juga akan terus berinovasi menerbitkan instrumen baru untuk mengurangi tekanan terhadap nilai tukar rupiah, tutup Juli.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *