Sun. Sep 8th, 2024

Susul AS, Kanada Bakal Dongkrak Tarif Impor Mobil Listrik China

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Kanada mengindikasikan negaranya akan mengikuti jejak Amerika Serikat dalam menaikkan harga mobil listrik asal China.

Dikutip dari laman CNB, Minggu (19/5/2024) Menteri Perindustrian Kanada François-Philippe Champagne mengatakan Ottawa sedang mengkaji harga tersebut setelah Amerika Serikat mengumumkan akan menaikkan bea masuk atas mobil listrik China dan produk terkait lainnya.

François-Philippe Champagne juga mengumumkan bahwa Kanada akan menerapkan harga serupa.

“Adalah adil untuk mengatakan bahwa segala sesuatunya dilakukan untuk melindungi bisnis dan pekerja kami,” kata Champagne dalam sebuah wawancara dengan Power & Politics dari CBC News Network.

“Kami bekerja sama dengan Amerika Serikat,” jelasnya.

Seperti diketahui, Presiden Joe Biden awal pekan ini mengumumkan bahwa Amerika Serikat akan mengenakan tarif baru pada kendaraan listrik (EV), baterai canggih, sel surya, baja, aluminium, dan peralatan medis Tiongkok.

Biaya-biaya ini akan bertahap selama tiga tahun ke depan; yang mulai berlaku pada tahun 2024 termasuk kendaraan listrik, sel surya, injektor, injektor, baja dan aluminium, dan banyak lagi.

Saat ini, hanya ada sedikit produk dari Tiongkok di Amerika Serikat, namun para pejabat Amerika khawatir bahwa model murah yang diproduksi oleh pemerintah Tiongkok akan segera membanjiri pasar Amerika.

Dalam wawancara lain, presiden Asosiasi Produsen Suku Cadang Otomotif Kanada, Flavio Volpe, mengatakan bahwa dia mendukung penerapan pajak komersial serupa di Kanada.

“Sekarang Amerika telah membangun penghalang iklim, kita tidak bisa membiarkan pintu samping terbuka di sini,” ujarnya.

Brian Kingston, presiden Asosiasi Produsen Mobil Kanada, menggemakan argumen Volpe dalam postingannya di X.

“Kanada tidak boleh berselisih dengan Amerika Serikat dalam berurusan dengan Tiongkok. Kita memerlukan kebijakan untuk memperkuat pasokan otomotif Amerika Utara,” tulisnya.

Para ekonom memperkirakan bahwa penerapan tarif baru Amerika Serikat terhadap barang-barang Tiongkok hanya akan berdampak kecil pada PDB, harga keuangan, dan kebijakan negara tersebut dalam jangka pendek.

“Tarif yang diumumkan terhadap Tiongkok oleh pemerintahan Biden menandakan konflik ekonomi musim dingin yang panjang dan dingin antara Amerika Serikat dan Tiongkok,” kata pengusaha Joe Brusuelas di RSM AS, dikutip CNN Business, Rabu (15/5/2024).

Sementara itu, Ryan Sweet, kepala ekonom AS di Oxford Economics, mengatakan pengenaan tarif terhadap barang-barang Tiongkok oleh Biden mungkin tidak mempengaruhi kebijakan moneter.

“Suku bunga tambahan adalah kesalahan sistematis terhadap inflasi dan PDB, dan tidak berdampak pada kebijakan moneter,” tulis Ryan Sweet dalam catatannya setelah pertama kali muncul dalam laporan perubahan kebijakan suku bunga AS yang akan segera terjadi.

“The Fed tidak akan berbuat banyak, yang berarti suku bunga tidak akan memberikan senjata tambahan untuk membenarkan kenaikan suku bunga dalam jangka panjang,” katanya.

Sekadar informasi, harga impor dari China oleh Amerika Serikat saat ini merupakan kelanjutan dari program mantan Presiden Donald Trump sebesar $300 miliar pada tahun 2018 dan 2019 yang membuat banyak harga di China dan mitra dagang lainnya terus berlanjut. .

Trump sendiri telah membuat janji ambisius untuk menerapkan tarif yang lebih tinggi jika dia terpilih kembali sebagai presiden AS, tidak hanya terhadap Tiongkok, tetapi juga tarif 10% untuk semua impor, yang menurut para pebisnis tidak hanya akan menghasilkan lebih banyak lapangan kerja di AS AS tetapi juga. pemicu. biaya uang

Tarif baru, yang akan berlaku mulai sekarang hingga tahun 2026, terjadi di tengah kuatnya pasar tenaga kerja AS, ekonomi yang kuat, dan belanja konsumen yang kuat.

“Dampak harga seringkali lebih penting dalam politik dibandingkan ekonomi,” kata Sweet.

Menurut Ryan Sweet, banyak ekonom melihat tarif sebagai ide buruk karena menghambat suatu negara memperoleh manfaat dari spesialisasi, menghambat pergerakan barang dan jasa, dan menyebabkan kehancuran sumber daya.

“Konsumen dan produsen seringkali membayar harga lebih tinggi ketika harga tersebut diterapkan,” ujarnya.

Hal ini karena tarif memungut pajak atas barang-barang impor ketika barang-barang tersebut tiba di negara tersebut, sehingga meningkatkan biaya bagi distributor, pengecer, dan, pada akhirnya, masyarakat Amerika.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *