Sun. Sep 8th, 2024

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Puluhan pengendara terdampar di jalan Trans Sulawesi hingga Jumat (10/5/2024). Situasi tersebut terkait dengan Lintas Sulawesi yang menghubungkan Konawe Utara, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tengah.

Sopir truk diesel Samuri mengatakan, dirinya dan rekan-rekannya sudah empat hari terjebak banjir. Pihak perusahaan menugaskannya untuk mendatangkan solar dari Desa Lameruru untuk kebutuhan pertambangan dan masyarakat di wilayah Ruta.

“Seharusnya saya tiba pada Senin (6/5/2024),” kata Samuri.

Samuri mengaku membawa solar sebanyak 32.000 liter. Satu liternya berharga Rp 6.800. Total nilai solar yang dihemat adalah Rp 217 juta.

Dapat dikirim dua kali sehari ke desa Lameruru Ruta di utara Konave. Namun karena banjir, ia dan rekan-rekannya tidak punya pilihan selain menunggu.

“Hitung saja per hari, saya harus menyalurkan solar Rp 434 juta. Tapi 4 hari telah berlalu dan saya tidak bisa berbuat apa-apa,” kata Samuri.

Selain “Samurai”, puluhan pengemudi lainnya juga ikut terjerumus ke dalam banjir. Rata-rata mereka akan melanjutkan perjalanan ke Marawali dan wilayah lain di Provinsi Sulawesi Tengah.

Ada pula yang berisi perbekalan rumah sakit dan perbekalan untuk operasional pertambangan di wilayah Konawe Utara. Namun, mereka kini terjebak banjir di Konawa bagian utara.

Jalan Trans Sulawesi yang menghubungkan wilayah Konawe Utara, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tengah terputus akibat banjir. Mulai Minggu (5/5/2024), kendaraan roda dua dan roda empat sulit dilintasi.

Hingga Jumat (10/5/2024), enam kendaraan roda empat terjebak di titik banjir di Desa Linomoyo, Distrik Ohea. Mereka terpaksa menyeberang dan terjebak di tengah jalan yang ketinggian airnya naik hingga 2,5 meter.

Hingga saat ini BPBD belum bisa mengevakuasi mobil-mobil yang terkapar di darat. Karena memerlukan alat berat dan kondisi tanah yang masih sangat sulit ditembus.

Saat ini, warga dan pengendara kendaraan roda dua dan empat berusaha melewati jalan yang rusak tersebut. Mereka menggunakan pinkara, yaitu rakit yang terbuat dari drum bekas.

Armin (29), seorang petugas penghilang pincar, mengatakan dibutuhkan kendaraan berkapasitas lebih besar untuk mengevakuasi mobil yang terjebak.

“Harus dua kali lipat dari enam atau tujuh mesin karena itu truk,” kata Armin.

Sebuah desa sekitar 30 km dari Ukha juga terendam banjir. Dua desa, Puuvangudu dan Puuvangudu Raya.

Ketua Desa Pu Wan Gudu Chom Ran Amin membenarkan, banjir tersebut bertepatan dengan panen padi dan sayur mayur. Dia membenarkan semuanya gagal panen.

Jumran mengatakan banjir telah menggenangi sekitar 150 hektar lahan pertanian. Tanah tersebut dimiliki oleh 180 petani.

Selain itu, Pak Ran menambahkan bahwa ini adalah hari ke 10 desa mereka terkena banjir. Menurut dia, ketinggian air di beberapa rumah naik hingga 1,5-2 meter.

“Angka sementara yang terendam banjir sebanyak 91 rumah. Terdampak langsung sebanyak 142 KK,” kata Jumran.

Dia menjelaskan, sebanyak 482 orang dimukimkan kembali. Sebagian dari mereka dievakuasi ke tempat tinggal tetap (Khuntap). Perumahan sementara tetap ada.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *