Sat. Jul 27th, 2024

Tumbilotohe, Tradisi Pasang Lampu Tradisional Akhir Ramadan di Gorontalo

matthewgenovesesongstudies.com, Gorontalo – Seperti biasa di Provinsi Gorontalo, ada tradisi Tumbilotohe yang menandai berakhirnya bulan Ramadhan. Tradisi ini menjadi acara yang ditunggu-tunggu warga Veranda Medina.

Setiap 3 hari menjelang Idul Fitri, ribuan orang berkumpul untuk menikmati indahnya lampu.

Baterainya menghiasi rumah-rumah penduduk, jalan-jalan, taman masjid, bahkan sungai-sungai di Gorontalo.

Salah satu tempat yang paling populer tahun ini adalah Kabupaten Bolango, dengan ribuan baterai menghiasi Taman Taqwa Bone Bolango (Bonebol).

Antusiasme warga yang melihat dipasangnya lampu malam meski menimbulkan gangguan lalu lintas hingga larut malam.

Tumbilotohe merupakan tradisi kuno yang diwariskan secara turun temurun. Tradisi ini biasanya diadakan pada malam tanggal 27 Ramadhan untuk menandai berakhirnya hari raya Idul Fitri.

Tahun ini Festival Tumbilotohe digelar di banyak tempat. Tradisi ini kembali hadir dengan kolaborasi lighting dan lighting.

Rustam Harun, salah satu pengunjung Festival Tumbilotohe mengatakan “Tombilotohe juga menjadi ajang kompetisi antar desa atau daerah dalam satu wilayah.”

Lampu yang sering digunakan dihiasi dengan buah kelapa kuning atau alikusu, dan dihias dengan buah pisang sebagai simbol kemakmuran, dan tebu sebagai simbol penantian.

Melalui tradisi Tumbilotohe ini, masyarakat Gorontalo tidak hanya melestarikan budaya lokalnya, namun juga mempererat tali kekeluargaan warga dengan banyaknya hiburan yang disediakan.

“Kami bangga dengan tradisi Tumbilotohe, bukan sekedar tradisi tapi mempunyai makna,” imbuhnya.

Simak juga pilihan videonya di bawah ini:

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *