Sun. Sep 8th, 2024

Upaya Pemerintah Jabar Tanggulangi Lahan Kritis dan Penegakan Hukum

matthewgenovesesongstudies.com, Bandung – Pemerintah Daerah Jawa Barat (Jabar) menyatakan fokus mengurus hukum penting konservasi lahan dan penegakan hukum melalui Program Harum Citarum.

Menurut Plt Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin, untuk itu pihaknya berkomitmen memperpanjang pelaksanaan Program Harum Citarum yang tinggal 10 bulan lagi.

Selaku Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Citarum Harum, Bey mengatakan, dalam 10 bulan ke depan, Satgas Citarum Harum akan fokus pada pengelolaan lahan penting dan penegakan hukum.

“10 bulan ini harus ada hasil yang lebih baik lagi, terutama terkait isu kritis dunia dan penegakan hukum,” kata Bey saat ditemui usai audiensi Walhi Jabar di Jatiluhur Purwakarta, Selasa (28/5/2024). .

Guna menangani lahan sensitif tersebut, Satgas Citarum Harum dan Wahana Lingkungan Hidup Daerah Indonesia (Walhi) akan turun langsung ke lapangan sesuai anjuran pengawas lingkungan hidup.

“Tadinya kita sudah rapat, jadi nanti kita lihat landasan penting langsung dengan Walhi,” kata Bey.

Terkait penegakan hukum, Bey juga mendapat data dari Walhi siapa saja yang masih mencemari Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum. Pihaknya akan menindak tegas siapapun yang melanggar aturan.

“Kami sudah meminta Walhi Jabar untuk memberikan langkah hukum apa pun yang belum kami ambil, akan kami tindak lanjuti,” kata Bey.

Bey berharap ke depan kondisi Citarum akan terus membaik. Menurutnya, selama enam tahun program Citarum Harum dijalankan, banyak perubahan positif pada kondisi sungai.

Kesadaran masyarakat di kawasan Citarum terhadap kepedulian lingkungan juga semakin meningkat setelah diberikan edukasi oleh Satgas Citarum Harum.

Bey mengajak seluruh kalangan peduli lingkungan Citarum untuk terus menjalin kerja sama yang tetap menjadi kunci suksesnya Program Citarum Harum.

“Kami mendengarkan pandangan Walhi Jabar dan aktivis lingkungan hidup lainnya. Saya kira tidak ada perbedaan pendapat, semua punya semangat yang sama untuk menginginkan Citarum menjadi lebih baik, kuncinya adalah kerjasama,” kata Bey.

Program ini tidak berhenti karena keberhasilan Program Citarum Harum yang disampaikan pada Forum Air Dunia ke-10 beberapa waktu lalu.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Walhi Jawa Barat Wahyudin Iwang mengatakan keberhasilan Program Harum Citarum merupakan tanggung jawab bersama dan kerja sama.

“Walhi Jabar sepakat dengan Pj Gubernur terkait upaya perbaikan keadaan yang bisa dilakukan bersama-sama,” kata Iwang.

Walhi Jabar mengirimkan beberapa usulan ke Satgas Citarum Harum mengenai isu-isu kritis penegakan hukum yang harus ditambahkan dalam waktu 10 bulan.

Catatan Walhi sudah diteruskan dan diharapkan dapat dijadikan kebijakan yang dapat meningkatkan kerja sama disana sepuluh bulan ke depan, khususnya isu-isu kritis dunia, penegakan hukum dan korupsi, kata Iwang.

 

Sebelumnya, Bey Machmudin mengucapkan terima kasih kepada para prajurit di bawah komando Pangdam III Siliwangi yang berperan besar dalam beberapa bidang pembangunan di Jawa Barat.

Selain tugas pokok menjaga stabilitas keamanan, Bey mengapresiasi peran serta TNI dalam perlindungan lingkungan hidup, salah satunya mengikuti program Citarum Harum, untuk mencapai ketahanan pangan dan kesiapsiagaan bencana.

“Kita sudah tidak ragu lagi dengan loyalitas Kodam III Siliyangi dalam berperang, bersahabat dengan rakyat, dan menjaga stabilitas keamanan,” kata Bey Machmudin saat menghadiri acara HUT ke-78 Kodam III Siliwangi di Makodam III Siliwangi. Festivalnya. Lapangan, Kota Bandung, Selasa (21/5/2024).

Dies Natalis ke-78 Pangdam Siliwangi III ini diperingati dengan mengusung tema ‘Prajurit, Memimpin Pembangunan’ dengan serangkaian acara apresiasi, bakti sosial dan berbagai kegiatan lainnya yang dilaksanakan secara serentak di jajaran Korem dan Kodim di bawah Kodam III Siliwangi. Memerintah.

Dalam tema tersebut, Bey Machmudin menyarankan agar ditambahkan kalimat sebagai bentuk rasa syukur.

Pasalnya, Jawa Barat merupakan daerah yang dilanda bencana dan TNI merupakan salah satu satuan yang selalu siap memberikan bantuan, ia kemudian menyarankan Bey ‘Militer dalam Pertempuran, Terdepan dalam Pembangunan dan Cepat dalam Kesiapsiagaan’.

“Karena Jabar merupakan daerah rawan bencana. Dari Kodam III Siliwangi, Polri, BPBD, dan Basarnas kita sudah mendengar kecepatan operasi bencana baik bencana alam maupun saat terjadi bencana seperti kereta api. tabrakan,” jelas Bey dalam sambutannya.

Menurutnya, tanpa peran aktif TNI khususnya di wilayah Kodam III/Siliwangi, maka tidak akan ada persatuan yang menjadi kekuatan menghadapi tantangan menuju Jawa Barat yang maju, sejahtera, dan berkeadilan.

Saat itu, Pangdam III Siliwangi Mayjen TNI Mohammad Fadjar menyampaikan komitmennya untuk terus menjalankan tugas pokok TNI di badan tersebut, melaksanakan kegiatan militer, dan mendukung program pemerintah dalam percepatan pembangunan.

“Kami di pusat daerah banyak berupaya untuk mendukung pemerintah dan kami juga kebut agar diharapkan Jawa Barat dan Banten menjadi provinsi yang bisa berkembang dengan cepat, masyarakatnya meraih kesuksesan dan mendukung rencana pemerintah. untuk mencapai Emas. Indonesia 2045,” kata Fadjar.

Di akhir upacara, Bey Machmudin menerima penghargaan sebagai pemimpin yang terus mengabdikan diri dan bekerjasama dengan Kodam III Siliwangi untuk pembangunan di Jawa Barat.

 

Buku Citarum Harum: Peduli Sungai Menyelamatkan Kehidupan, resmi diluncurkan pada rangkaian acara World Water Forum (WWF) ke-10 di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, pada Senin (20/5/2024).

Menteri Koordinator Bidang Kelautan dan Investasi yang merupakan Ketua Organisasi Nasional WWF ke-10 memaparkan sebuah buku yang berisi kisah perjuangan dan keberhasilan mengatasi pencemaran serta memulihkan kehidupan salah satu sungai terpenting di Indonesia. Panitia Luhut Binsar Pandjaitan.

Turut hadir Plt Gubernur Jawa Barat, Komandan Satgas Citarum Harum Bey Machmudin dan dihadiri 23 Komandan Industri Citarum Harum.

Luhut mengatakan, buku Citarum Harum membahas tentang proses pengendalian pencemaran dan kerusakan di DAS Citarum. Sempat dikenal sebagai sungai paling tercemar di dunia, kini kondisi Sungai Citarum jauh lebih baik.

“Surat ini bagus, akan kami teruskan ke Presiden. Ini kami lakukan sesuai perintah Presiden,” kata Luhut.

Sejak diluncurkan pada tahun 2018, Proyek Citarum Harum ditargetkan selesai pada tahun 2025-2026 sesuai dengan Proklamasi Presiden Nomor 15 Tahun 2018 untuk Mempercepat Pengendalian Pencemaran Tanah dan Pengendalian Kerusakan di DAS Citarum.

Sepanjang tahun ini, Program Citarum Harum kembali berhasil membersihkan sungai sepanjang 297 km tersebut.

“Berkali-kali kita tinjau progresnya (Sungai Citarum) dan sekarang sudah selesai. Ini berkat kerja tim. Ya, memang belum sempurna, tapi saya yakin kalau terus berlanjut, banyak permasalahan yang akan terjadi. terselesaikan,” kata Luthu.

Dalam peluncuran buku ini, Luhut mengucapkan banyak terima kasih, khususnya para Dansektor Sektoral Citarum Harum yang telah bekerja keras di lapangan membersihkan sampah dan mengedukasi masyarakat.

Peran sektor ini juga sangat penting dalam menindak industri-industri korup yang membuang limbahnya ke sungai Citarum.

“Saya sangat berterima kasih kepada Dansektor yang bekerja di bidang ini. Tugas mereka tidak hanya membersihkan lingkungan Citarum, tapi juga mengajarkan masyarakat kita untuk tidak membuang sampah dan limbah ke sungai dan industri nakal yang membuang sampah akan menghukum mereka. sampah. Sungainya,” kata Luhut.

Buku Citarum Harum: Peduli Sungai Menyelamatkan Nyawa mempunyai terjemahan bahasa Indonesia dengan judul yang sama, Citarum Harum: Peduli Sungai Menyelamatkan Nyawa.

Ditulis oleh beberapa mitra, buku ini bercerita tentang sejarah Sungai Citarum, aktivitas, permasalahan dan upaya yang dilakukan bersama untuk memulihkan sungai tersebut.

Buku ini disusun dengan gaya populer, penuh ilustrasi dan memuat foto-foto situasi Citarum sebelumnya. Bey Machmudin berharap buku Citarum Harum dapat menjadi pembelajaran dan inspirasi bagi generasi mendatang.

Selain itu, keberhasilan Program Citarum Harum juga bisa dibandingkan dengan daerah lain di dalam dan luar negeri yang mempunyai permasalahan serupa.

Kelompoknya juga berjanji tidak akan menghalangi pelestarian Sungai Citarum karena memiliki banyak manfaat bagi kesehatan manusia.

“Saya berharap buku ini dapat menjadi sumber inspirasi dan pembelajaran. Kami berkomitmen untuk menjaga harumnya Citarum dan berharap dapat ditiru di sungai-sungai lain di Indonesia,” kata Bey.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *