matthewgenovesesongstudies.com, New York – Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) pada Senin (25/3/2024) menuntut gencatan senjata segera antara Israel dan kelompok Palestina Hamas, serta pembebasan segera dan tanpa syarat seluruh tahanan.
Amerika Serikat (AS) memutuskan abstain dalam pemungutan suara resolusi DK.
Di sisi lain, 14 negara DK PBB lainnya memberikan suara untuk resolusi yang diajukan oleh 10 negara tidak tetap di DK PBB tersebut.
Pada beberapa kesempatan di masa lalu, Amerika Serikat menolak istilah “gencatan senjata” dalam perang yang telah berlangsung hampir enam bulan di Jalur Gaza. AS juga menggunakan hak veto tersebut untuk membela Israel, sekutu dekat AS, dalam upayanya membalas serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang menurut Israel menewaskan 1.200 orang. Demikian pemberitaan VOA Indonesia, Selasa (26/3).
Namun, di tengah meningkatnya tekanan internasional untuk melakukan gencatan senjata dalam perang yang telah menewaskan sedikitnya 32.000 warga Palestina, AS tetap bungkam pada pemungutan suara yang dilakukan pada hari Senin. Keputusan AS mengizinkan DK PBB untuk meminta gencatan senjata darurat selama bulan suci Ramadhan, yang berakhir dua minggu lagi.
DK PBB juga menuntut pembebasan segera dan tanpa syarat seluruh sandera. Israel mengatakan bahwa Hamas menyandera 253 orang dalam serangan 7 Oktober itu.
Resolusi PBB juga menekankan kebutuhan mendesak untuk memperluas aliran bantuan kemanusiaan dan memperkuat perlindungan warga sipil di seluruh Jalur Gaza, dan menegaskan kembali seruannya untuk menghilangkan semua hambatan dalam pengiriman bantuan kemanusiaan secara besar-besaran.
Sesaat sebelum pembukaan pertemuan DK PBB, radio militer Israel menyatakan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akan membatalkan delegasi Israel ke Washington, jika Amerika Serikat tidak menolak resolusi DK PBB.
Amerika Serikat menolak tiga rancangan resolusi Dewan Keamanan PBB mengenai perang di Jalur Gaza. AS juga telah dua kali bungkam sehingga membiarkan DK PBB mengeluarkan beberapa resolusi yang bertujuan untuk meningkatkan bantuan ke Jalur Gaza dan menyerukan perpanjangan gencatan senjata.
Sementara itu, Rusia dan China memveto dua resolusi AS terkait konflik di Jalur Gaza pada Oktober dan Jumat (22/3).