Tue. May 21st, 2024

Ketua IDAI: Keterlibatan Ulama Jadi Hal Penting dalam Kampanye Imunisasi

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Januarso mengatakan keterlibatan berbagai pihak, termasuk akademisi, dalam kampanye vaksinasi anak merupakan hal yang penting.

“Saya kira keterlibatan ulama dalam vaksinasi sangat penting, keyakinan akan perlunya imunisasi itu fatwa majelis ulama,” kata Piprim pada Lokakarya Nasional Juara Imunisasi, Jumat (8/3/2024).

Piprim menambahkan, kehalalan dan kehalalan vaksin dibahas dalam workshop ini.

“Ini masalah yang berkelanjutan, tidak akan selesai. Masalah ini akan kita bahas bagaimana menjelaskannya kepada masyarakat secara nyata dari sudut pandang agama, bukan hanya dari sudut pandang Islam, tapi dari sudut pandang agama. pandangan, bagaimana imunisasi ini.”

“Dan tidak ada agama yang menolak vaksinasi ini,” jelasnya.

Selain para ulama, kelompok guru dan masyarakat lainnya juga mempunyai peran penting dalam kampanye imunisasi. Dengan kata lain, edukasi mengenai imunisasi tidak hanya dapat disebarkan kepada dokter atau tenaga kesehatan, namun juga ke berbagai lapisan masyarakat.

Sebab, imunisasi bukan hanya ranah dokter saja, tapi kelompok masyarakat ikut menyebarkan kesadaran. Saya kira akan sangat efektif jika kita menyebarkan imunisasi (edukasi) dalam bahasa mereka, kata Piprim.

Piprim yakin jika guru ikut serta dalam kampanye imunisasi di sekolah, maka hasilnya akan lebih efektif.

“Lebih dari itu, (imunisasi) HPV ini di usia sekolah, akan lebih efektif dibandingkan hanya dokter (yang promosi). Jadi dokter, guru, orang tua, asosiasi orang tua, sepertinya semua harus dilibatkan.”

Peran serta semua pihak di berbagai bidang dapat membuat seluruh masyarakat tidak ragu menerima imunisasi.

Sebelumnya, pelaksanaan vaksinasi pada anak juga didorong oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Baginya, imunisasi dapat melindungi kesehatan anak dan merupakan salah satu cara mencegah penyakit.

“Mencegah lebih baik daripada mengobati, lebih baik menyelesaikan masalah di hulu dan hilir, lebih baik sekarang daripada nanti. “Nah, kalau saya melihat program pencegahan pada anak, keluarga harusnya diberikan edukasi,” kata Budi.

Selain imunisasi, Budi juga mengimbau masyarakat rajin melakukan skrining penyakit.

Budi juga menjelaskan jenis vaksin yang digunakan saat memberikan imunisasi pada anak.

Imunisasi di Indonesia dulunya 11 antigen, berdasarkan rekomendasi teman-teman ahli ditingkatkan menjadi 14 antigen, kita tambah tiga lagi.

“Satu PCV untuk pneumonia, lalu rotavirus untuk diare, lalu HPV untuk kanker serviks. Nah, dua dari tiga kita kasih, PCV dan rotavirus, karena kita melihat anak-anak kita paling banyak meninggal karena apa? Angka kematian bayi kita tinggi, kita ingin menguranginya.”

Salah satu penyebab utama tingginya angka kematian pada anak kecil adalah infeksi. Infeksi yang paling umum adalah pneumonia dan diare. Sedangkan keduanya sudah mendapat vaksinasi.

Imunisasi adalah salah satu upaya preventif. Nah, imunisasi harus diberikan secara menyeluruh untuk melindungi anak kita agar daya tahan tubuhnya lebih siap,” kata Budi.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *