Sat. Jul 27th, 2024

Konsumen Diminta Kenali Modus Kejahatan Siber Sebelum Belanja Online

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Popularitas belanja online semakin meluas seiring berkembangnya teknologi. Sangat penting untuk berbicara kepada publik untuk menghindari kasus kejahatan dunia maya.

Untuk menghindari hal tersebut, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Cominfo) selalu berupaya memberikan literasi kepada masyarakat. Hal ini untuk menjadikan Indonesia lebih digitally usable (IMCD).

Kejahatan dunia maya seringkali dilakukan oleh penjahat dengan berbagai cara untuk mendapatkan keuntungan. Sebab, masyarakat belum mengetahui cara-cara baru yang digunakan para penjahat dunia maya.

Putri Ni Luh Putu Ning Septyari Astava, selaku akademisi Universitas Premkara ini menilai metode belanja online sangat rentan terhadap penipuan. Oleh karena itu, perlu kecerdikan dalam menghadapi pelanggan.

“Semua ini disebabkan oleh kemudahan penggunaan nama palsu, keinginan untuk mendapatkan kesepakatan terbaik dan kurangnya pengetahuan tentang keamanan Internet,” ujarnya, Rabu (25/4/2024).

Ia juga percaya bahwa memilih pasar yang dapat diandalkan dan meneliti penjual sebelum membeli adalah cara pasti untuk menghindari penipuan. Tidak hanya itu, pelanggan harus terlibat aktif dalam memberikan ulasan dan penilaian yang jujur ​​​​tentang produk.

“Penjahat menggunakan berbagai metode kejahatan dunia maya dengan menawarkan harga barang di bawah pasar, meminta kode OTP atau kata sandi, dan bukti transfer palsu,” imbuhnya.

 

Sementara itu, penggiat digital Diane Ikha Pramayanti mengimbau warganet mewaspadai penipuan transaksi belanja online. Ia juga menyarankan agar pengetahuan masyarakat Indonesia terhadap dunia digital ditingkatkan.

Terlebih lagi, pasar saat ini telah menjadi bagian penting dari kebiasaan berbelanja pengguna internet di Indonesia. Hal ini sejalan dengan volume penjualan online di ruang digital yang menjadikan penjahat dunia maya sebagai target baru.

“Saat ini aktivitas belanja online masih didominasi oleh kalangan muda dan tersebar di seluruh Indonesia,” ujarnya.

Diane Ikha juga mengingatkan masyarakat untuk cerdas dalam berbelanja online, perhatikan banyak faktor; Ulasan, penilaian, harga, kualitas produk, metode pembayaran, kebijakan pengguna dan keamanan.

“Orang yang menguasai media digital dianggap mampu mengetahui, memahami dan menggunakan alat dan perangkat lunak yang ada di dunia digital”, demikian penjelasannya.

Hal serupa juga disampaikan oleh Ketua Umum Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi Indonesia Fajr Ari Dianto yang mengatakan bahwa masyarakat membutuhkan literasi digital dalam pelaksanaan transaksi digital di pasar.

Faktanya, pertumbuhan pengguna teknologi di Indonesia semakin meningkat, terlihat dari 212 juta pengguna internet di Indonesia, lebih dari 79% merupakan pengguna internet aktif dan 98% lainnya berada pada usia kreatif atau produktif.

“Mempermudah pengguna dalam membuat konten kreatif yang produktif,” jawab Fajr.

Ia mengimbau masyarakat mewaspadai jual beli di pasar ilegal. Pasalnya, data digital yang dijadikan syarat pendaftaran mudah disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, seperti nomor telepon, KTP, data keuangan, dan lain-lain.

“Pemanfaatan platform jual beli termasuk pembayaran digital memerlukan literasi digital untuk melindungi aset pengguna,” tutup Fajr.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *