Sat. May 18th, 2024

Pengakuan Suami Korban Pembunuhan Sadis di Palembang, Bantah Sunat Gaji Pelaku

matthewgenovesesongstudies.com, Palembang – Pembunuhan tragis di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) menghebohkan warga Palembang. Sebab, ada dua korban yang meninggal dalam keadaan mengenaskan.

Peristiwa maut itu terjadi pada Selasa (15/4/2024), di kawasan Tanjung Bubuk Iler Barat (IB) 1 Palembang, Sumatera Selatan. Tempat kejadian perkara (TKP) bertempat di rumah korban, WA (40) dan FA (13).

Suganda (31), satu-satunya korban pembunuhan tersebut, mengaku tindakan nekatnya merupakan balas dendam suaminya yang berasal dari Washington, Anung Kurniwan.

Pria yang bekerja sebagai buruh di usaha perkebunan milik Anung Kurniawan itu merasa sakit hati karena gaji yang dijanjikan tidak sesuai dengan yang didapat. Padahal ia bekerja dengan Anung Kurnivan selama 3 tahun.

Sebelum kejadian, Suganda mengambil sebilah pisau tajam (sajam) dari rumahnya dan memutuskan untuk mengakhiri nyawa Anung Kurniwan.

Namun sesampainya di TKP, Anung Kurniawan sudah tiada, hanya tinggal istrinya WA dan kedua anak Anung Kurniawan.

Ia sempat terlibat adu mulut dengan WA, hingga akhirnya WA Suganda dan FA mengakhiri nyawa putri korban karena menelpon Anung Kurniwan untuk meminta bantuan.

Sedangkan anak sulung korban, GA, berhasil selamat saat bersembunyi di sebuah rumah. GA Sadiq menjadi satu-satunya saksi mata di lokasi kejadian pembunuhan.

Usai dituding tak membayar penuh gaji Suganda, Anung Kurniwan akhirnya angkat bicara. Dia menolak semua klaim bahwa Suganda tidak membayar para penjahat.

Anung mengatakan seluruh gaji Suganda telah dibayarkan dan dia tidak disunat.

Padahal, Suganda terakhir kali bekerja sama dengan Anung Kurniwan setahun lalu. Karena itu, ia bingung kenapa Suganda melontarkan pengakuan tersebut.

“Setahun lalu ada pekerjaan, saat itu dia (Suganda) juga ikut. Masalah pembayaran (gaji) sudah diselesaikan tahun lalu. Ia mengatakan pada Sabtu (20/4/2024): “Karena dia (Suganda) tidak ada saat itu, maka gajinya diberikan kepada orang tuanya.”

Setelah pekerjaannya selesai, Suganda menemui Anung Kurniwan untuk menanyakan apakah ada pekerjaan lain yang bisa ia lakukan secara rutin.

Tonton sorotan video ini:

Karena belum ada pekerjaan baru, Anung Kurniwan tidak bisa lagi menggunakan Suganda. Bahkan dalam beberapa kali pertemuan, Suganda tak pernah membahas soal kekurangan pembayaran tersebut.

“Ini bisa jadi alibinya. Karena setahun lalu dia (Suganda) menolak bekerja dengan saya. Itu karier, bukan pekerjaan tetap,” ujarnya.

Saat ada pekerjaan, Anung Kurniwan kerap mempekerjakan Suganda. Salah satu misi Suganda adalah mengantarkan pupuk keluar masuk kota palembang.

Meskipun dia mengetahui pelakunya, dia menganggap Suganda adalah orang yang pendiam. Bahkan ia kerap bertemu dengan rekan-rekannya saat menerima tugas dari Anung Kurniwan.

Namun, dia tak ingin Suganda tega mengakhiri hidup istri dan putranya, dengan alasan yang tidak sesuai fakta kasus.

“Dia orangnya pendiam, tapi dia melakukannya, dan saya tidak menyangka. Saya tidak tahu apakah dia membenci saya atau tidak. Tapi semuanya terselesaikan karena masalah gaji,” ujarnya.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *