Sat. May 18th, 2024

Sekda Jabar Pastikan Tidak Akan Ada Lagi Pungli di Masjid Al Jabbar, Susun Pemetaan Area

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Menanggapi aduan dugaan pungli di Kawasan Masjid Raya Al-Jabbar, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Herman Suryatman mengatakan, pihak pengelola masjid sudah mengkaji permasalahan tersebut ke pemerintah daerah. “Dalam jangka pendek, kami pastikan tidak ada lagi pungutan liar di masjid, baik untuk parkir, penyimpanan sepatu, maupun di area lalu lintas. Kami berharap tidak ada lagi pungutan liar,” ujarnya. dikatakan . mengatakan pada konferensi pers. Konferensi pada Selasa, 16 April 2024.

Herman juga mengatakan, untuk menjamin kelangsungan penertiban tersebut, pihaknya mengingatkan petugas pengelola parkir untuk memastikan pihak lain tidak menyusup dan menerapkan pungutan liar di Masjid Al Jabbar. Selain melakukan peninjauan, pihak pengelola dan pemerintah kota juga sedang menyusun rencana jangka panjang untuk menjamin kenyamanan dan keamanan pengunjung Masjid Al Jabbar.

“Kami pastikan pengunjung bisa berkunjung ke sini dengan nyaman, tenang, (dan) aman. Saat ini kami sedang memetakan kawasan spiritual, sosial, dan komersial,” tambah Herman.

Herman mengatakan, dirinya dan tim juga akan melaporkan evaluasi terkait hal tersebut kepada Plt. Gubernur Jawa Barat yang mendapat perhatian luas dari masyarakat mengenai masalah ini. “(Laporan) mencakup evaluasi kelembagaan dan sebagainya, karena perbaikan pengelolaan masjid harus komprehensif,” ujarnya.

Herman juga mengatakan, pengurus masjid dan pemerintah daerah sudah mengamankan dan mendisiplinkan pelaku pungli. Ia mengatakan belum ada sanksi yang diberikan, namun pihaknya akan melaporkannya ke polisi jika kembali tertangkap di kawasan Majid Al Jabbar.

“Kami tegaskan mereka bukan warga lokal. Kami tegaskan, mereka bukan warga lokal. Mereka adalah warga asing yang memanfaatkan peningkatan jumlah pengunjung akibat libur lebaran. Namun, kami imbau agar mereka tidak melakukan hal tersebut lagi, jika mereka tertangkap lagi, kami akan melaporkannya ke polisi besok.”

Ia menambahkan, pengelola masjid juga memastikan area di dalam masjid bebas dari pedagang plastik yang memaksa pengunjung untuk membeli dagangannya. Mereka diketahui memaksa wisatawan membeli kantong plastik untuk memasukkan sepatu.

“Tidak ada yang boleh membeli atau menjual plastik (untuk menyimpan sepatu) kecuali pengunjung yang berinisiatif membawa sendiri,” kata Herman.

Ia mengajak masyarakat luas, khususnya warga Jawa Barat, untuk membawa keluarga, termasuk anak-anak, mengunjungi Galeri Rasulullah di Masjid Al Jabbar. Ia mengatakan, visualisasi Galeri Rasulullah tidak kalah dengan museum luar negeri dan sesuai dengan karakter spiritual pemuda Jawa Barat.

“Saya sudah melihat museum-museum di Amerika, Eropa, Australia, Korea dan Jepang, ini tidak lebih buruk, saya bisa bilang museum kita juga tidak lebih buruk,” ujarnya.

Herman juga meminta para pengunjung tidak perlu takut dan pantang menyerah untuk datang ke Masjid Al Jabbar. Dia meyakinkan, permasalahan pungli kini sudah teratasi. “Pemerasan kemarin di luar pengetahuan kami, dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, bukan pihak yang bekerjasama dengan kami,” imbuhnya.

Menutup sesi tanya jawab, Herman meminta maaf atas kendala yang terjadi. Beliau berkata: “Kami mohon maaf dari lubuk hati yang terdalam, silakan datang dan mengunjungi Masjid Al Jabbar, kami jamin tidak akan ada pungutan liar.

Dalam aduan yang viral, seorang pengunjung Masjid Al-Jabbar awalnya mengaku kesulitan mencari tempat parkir. Setelah berkeliling, akhirnya dia menemukan tempat parkir.

Pemilik cabang X mengaku ada petugas taman barat di kawasan masjid. Saat turun dari mobil, kata dia, ia langsung dimintai uang parkir “sebanyak-banyaknya” karena membantu memarkir kendaraan. “Gak mau kasih 2k. Katanya jujur,” tulis akun @petanirumah pada 13 April 2024.

Tak berhenti sampai disitu, akunya, saat berjalan menuju gedung masjid, polisi yang mengenakan rompi yang sama terus meminta biaya parkir kepadanya. Petugas parkir memintanya untuk membayar “berapapun yang dia bisa”. Total uang yang dikeluarkannya untuk salat di Masjid Al Jabbar adalah Rp30.000, meski tidak masuk ruang berbayar sama sekali.

Dugaan kejadian pemerasan berkedok membayar parkir “sekehendak hati” ini menuai kemarahan warganet dan ada pula yang menyerukan agar nama masjid diubah menjadi “Masjid Pemerasan”. “Ganti saja namanya menjadi Erpressungsmoschee,” tulis salah satu pengguna di akun Instagram @masjidrayaaljabbar pada Jumat, 12 April 2024.

“Jangan ke Al Jabbar dengan banyak pungli, nama baik Kota Bandung tercoreng karena banyaknya pungli di Al Jabbar, miris,” tulis pengguna lainnya pada Minggu, 14 April 2024.

Tak hanya di parkiran, di gudang sepatu pun kesabaran pemilik akun yang menjadi korban pungli pun diuji. Diakuinya, polisi yang melayaninya saat itu tidak mau menerimanya karena sepatunya tidak dimasukkan ke dalam plastik. Ia terpaksa membeli plastik yang dijual di depan halaman seharga Rp 5 ribu.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *