Sat. Jul 27th, 2024

Arus Balik Lebaran Tengah Terjadi di Jabar, Ini Tiga Jalur Alternatif Antimacet

matthewgenovesesongstudies.com, Bandung – Sebanyak tiga jalur alternatif mudik Lebaran 2024 di Provinsi Jawa Barat (Jabar) siap digunakan oleh pemudik yang diperkirakan melakukan perjalanan dari kampung halaman menuju destinasi.

Menurut Sekretaris Daerah Jawa Barat Herman Suryatman, jalur alternatif tersebut disiapkan untuk mengurangi kemacetan yang kerap terjadi di jalan utama.

Oleh karena itu, perlu disiapkan jalur alternatif yang merupakan bagian dari sistem jalan raya utama, kata Herman Suryatman di Bandung, Sabtu, 13 April 2024.

Menurut Herman, jumlah kendaraan dipastikan akan sering meningkat pada mudik Lebaran 2024 sehingga menyebabkan kemacetan di jalan-jalan utama, terutama saat mendekati tempat wisata, pasar, dan tempat istirahat.

Jalur alternatif tersebut berada di jalur pantai utara (pantura), pantai tengah selatan, dan pantai selatan (pansela) Jawa Barat.

“Baik teknis maupun non teknis seperti cuaca, kondisi kendaraan dan pengetahuan pengemudi terhadap kondisi jalan harus diperhatikan. Hal ini penting untuk diperhatikan karena kondisi medan jalur alternatif di Barat Daya-Jawa Barat berbeda dengan Jalan Utama. .” kata Herman.

Diakui Herman, pihak kepolisian dan Pemprov Jabar saat ini sedang mempertimbangkan untuk memaksimalkan manajemen lalu lintas di jalan utama sebelum mengalihkan kendaraan ke jalur alternatif.

Pemanfaatan jaringan jalan utama dimaksimalkan untuk mengakomodasi pergerakan arus lalu lintas. Berikut alternatif sistem jaringan jalan yang dapat digunakan pemudik:

Lihat video fitur ini:

Rute Pantura

1. Sukamandi-Kalijati (22 km)

2. Pakarukan-Subang (31 km)

3. Kadipaten-Jatitujh-Jatibarang (40,7 km)

4. Patroli Haurgeulis (19 km)

5. Cikamurang-Jangga (35 km)

6. Budur-Tegalgubug-Jagapura-Mundu (32 km)

7. Losari-Ciledug-Cidahu-Kuningan (95 km)

8. Cirebon-Sumber-Rajagaluh-Majalengka (32 km)

Jalur Tengah Selatan

1. Subang-Lembang-Bandung (41 km)

2. Sumedang-Jalan Cagak-Wanayasa-Purwakarta (85 km)

3. Talaga-Bantarueg-Wado-Sumedang (79 km)

4. Kuningan-Cikijing-Majalengka-Kadipaten (45 km)

Rute Pansela

1. Garut-Banyuresmi-Leuwigoong-Kadungora-Cijapati-Majalaya-Bandung (78 km)

2. Sasak Beusi-Cibatu-Leles (19 km)

3. Banjar-Manonjaya-Tasikmalaya (44 km)

4. Malangbong-Wado (15 km)

5. Parakan Muncang-Warung Simpang (9 km)

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah mengeluarkan lima rekomendasi kesiapsiagaan terhadap kemungkinan bencana alam yang terjadi pada jalur mudik dan pulang Lebaran 2024.

Menurut Hadi Rahmat, Humas Muda BPBD Jabar, berdasarkan informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada 10 April 2024, tanggal 13 hingga 16, prakiraan cuaca bulan April 2024 berpotensi terjadi. sedang. hingga hujan lebat atau sangat lebat disertai kilat atau kilat dan angin kencang yang mungkin terjadi secara lokal dan dalam jangka pendek.

“Pada 13 April 2024, Kabupaten Ciamis, Kota Banjar, Kabupaten Kuningan, Kabupaten dan Kota Tasikmalaya, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Subang, Kabupaten Purwakarta. Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Garut berpotensi,” kata Hadi dalam keterangan tertulis.

Sedangkan pada tanggal 14 April 2024 dapat terjadi di Wilayah dan Kota Bogor, Wilayah dan Kota Bandung, Kota Garut, Kota Cianjur, Kota Bandung Barat, Kota Cimahi, Kota Majalengka, Kota Kuningan, Kota dan Kota Tasikmalaya, Purwakarta. Balai Kota. dan Kabupaten Subang.

Hadi menambahkan, kondisi serupa akan terjadi pada 15 April 2024 meliputi Kabupaten Bogor, Kabupaten dan Kota Sukabumi, Kabupaten Cianjur, dan Kabupaten Bandung Barat.

“Pada tanggal 16 April 2024 dilaksanakan di Kabupaten dan Kota Bogor, Kabupaten dan Kota Bandung, Kabupaten Ciamis, Kota Banjar, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Purwakarta,” kata Hadi.

Untuk itu, Hadi menegaskan, masyarakat yang melakukan perjalanan mudik atau mudik lebaran harus mewaspadai berbagai hal yang dapat menimbulkan bencana, termasuk potensi banjir dan gelombang tinggi.

Ada lima jalur utama dan alternatif di kawasan banjir. Diantaranya jalan tol di Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Karawang, Kabupaten Subang, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Cirebon, dan Kota Cirebon.

Jalan utama (jalan raya) berada di Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Karawang, dan Kabupaten Subang. Jalan perantaranya adalah Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, Kabupaten Sumedang, dan Kabupaten Majalengka, kata Hadi.

Potensi serupa juga terlihat di wilayah Kota Bandung bagian selatan, Kabupaten Bandung, Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, dan Kota Banjar.

Begitu pula dengan arah Selatan-Selatan yang meliputi Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya, dan Kabupaten Pangandaran.

“Ada risiko longsor di jalan tol wilayah Bandung Barat, Bandung, Purwakarta, Sumedang, dan Kabupaten Majalengka. Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Majalengka berada di jalan tengah,” kata Hadi.

Jalan rawan longsor lainnya antara lain Jalan Selatan antara lain Kabupaten Bogor, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, Kota Bandung, Kota Banjar, Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya, dan Kabupaten Ciamis.

Dua jalur rumah yang diyakini rawan longsor adalah jalur selatan-selatan seperti Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Cianjur.

Sama seperti jalur alternatif Kabupaten Bogor, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Pangandaran, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Kuningan, dan Kabupaten Sumedang, kata Hadi.

Hadi menegaskan, secara umum ada kemungkinan terjadinya gelombang besar dan gesekan di sepanjang pantai selatan dan utara Jawa Barat.

Hadi mengimbau masyarakat tidak perlu panik, namun tetap waspada terhadap potensi bencana yang dapat terjadi melalui berbagai upaya, antara lain:

1. Ikuti prakiraan cuaca sebelum melakukan perjalanan melalui berbagai saluran informasi yang dapat diperoleh melalui Media Sosial BMKG atau Aplikasi BMKG yang dapat diunduh di Playstore/Apple Store.

2. Saat berwisata ke suatu lokasi wisata, pastikan mewaspadai potensi bencana yang mengancam lokasi tersebut dengan menggunakan aplikasi pribadi Inariski yang dapat diunduh di Playstore/Apple Store.

3. Memantau informasi di media sosial agar jalur perjalanan tidak terganggu oleh bencana yang membuat jalan tidak dapat dilalui kendaraan.

4. Pastikan kendaraan dalam kondisi baik untuk perjalanan jarak jauh

5. Hentikan kendaraan dan menepi ke tempat yang aman di gedung yang kuat jika cuaca ekstrim memungkinkan. Hindari berlindung di bawah pohon atau tegakan.

Jika terjadi situasi bencana berbahaya, Hadi meminta masyarakat segera menghubungi Call Center BPBD kabupaten atau BPBD Provinsi Jawa Barat terdekat di 0823-1701-2056 yang aktif 24 jam 7 hari.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *